Susanty, Komisioner KPU Tanjungpinang Jago Masak Kari
Tak kepikiran sama sekali bagi komisioner KPU Tanjungpinang, ini awalnya bakal berkiprah di lembaga politik. Persentuhannya dengan kelembagaan politik juga tak sengaja.
Saat itu, dirinya masih berstatus pegawai honorer di Kelurahan Tanjungpinang Timur. “Saya diminta Ibu Lurah membantu bagian data petugas PPS,” tutur Susanty, Komisioner Divisi Teknis KPU Tanjungpinang, mengenang muasal karir politiknya.
Dia mengingat betul, Lurah Amalia Susanti, saat itu memintanya membantu persiapan, terutama soal data. Kebetulan saat itu, tahun 2009, tengah berlangsung pemilu presiden. Sejak itulah, dirinya seperti digariskan berkiprah ke jalur politik.
Selepas di PPS Tanjungpinang Timur, dirinya bekiprah sebagai PPK di Bukit Bestari. Berbekal penugasan di dua lembaga pemilu itu, sedikit demi sedikit perempuan berhijab kelahiran Bengkalis, 1 Novermber 1976, menapaki karirnya di politik, meskipun bukan dalam artian politik praktis sebagai orang parpol.
Waktu akhirnya membuat dirinya matang dan berpengalaman. Selain Pilpres 2019, dia juga bertugas saat Pilgub Kepri 2010. Kemudian Pilkada Tanjungpinang 2012, Pilpres 2014, berlanjut dengan Pilgub Kepri 2015 hingga Pilpres dan Pileg serentak 2019, namun kali ini sebagai Komisioner KPU Tanjungpinang.
“Saat mendaftar KPU, saya masih berstatus PPK di Bukit Bestari,” kata ibu dua anak ini. Di KPU, dia mendapatkan tugas paling strategis sekaligus paling berisiko karena bersentuhan langsung dengan parpol, caleg peserta pemilu dan tetek bengek proses teknis pemilu.
Mulai dari pemungutan suara hingga penetapan kursi parpol pemenang pemilu. “Alhamdulillah, sejauh ini berlangsung lancar berkat kerjasama para pihak, termasuk kalangan parpol,” ujar Sarjana Bahasa dan Sastra Arab IAIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta itu.
Lalu apa pengalaman tak terlupakan selama pemilu serentak 2019 silam? “Sehari semalam penuh, keliling ke TPS, membantu petugas KPPS,” ucapnya. Dia mengaku, tidak tidur demi menyukseskan hajatan politik lima tahunan pada 17 April 2019 itu.
Apalagi menurutnya, tak sedikit KPPS masih kebingungan dengan pelaksanaan pemilu serentak akibat saking banyaknya hal yang harus diurus selama proses hingga pasca pemungutan suara.
Namun dengan pendampingan, dirinya turun langsung ke lapangan, proses pemilu di Tanjungpinang berlangsung lancar. “Kalaupun terjadi PSU, bisa dilaksanakan dengan lancar juga,” jelasnya merujuk 4 PSU di Tanjungpinang, termasuk 4 PSU di Kecamatan Bukit Bestari.
Dia mengaku bersyukur, kendati dengan kepadatan saat itu sebagai nahkoda divisi teknis KPU Tanjungpinang, semuanya dapat berjalan dengan lancar.
Puncaknya, pada 10 Agustus 2019, KPU dalam plenonya telah resmi mengetuk palu nama 30 anggota DPRD Tanjungpinang hasil pemilu 2019, dan segera dilantik awal September dengan periode mandat lima tahun ke depan.
Dukungan keluarga, terutama suami dan dua buah hatinya menjadi modal utamanya mengarungi dinamisnya pekerjaan komisioner KPU, sebagai pelipur lara sekaligus penyemangatnya.
“Anak tidak protes, malah mendukung ibunya,” jawabnya soal ada tidaknya protes dari kedua buah hati-nya lantaran waktu berkumpul keluarga menjadi tersita. “Sebagai gantinya, kalau pekerjaan lagi longgar, saya ajak mereka jalan,” sebutnya.
Bagaimana dengan sang suami? “Suami juga mendukung,” jawab perempuan berdarah India dari garis sang ayah ini. Selain berkumpul dengan keluarga, waktu longgar juga dimanfaatkan dengan menekuni hobinya, yakni masak.
“Kebetulan suami dan anak-anak suka kari,” tuturnya kepada angkaberita.id saat berbincang di Kantor KPU Tanjungpinang, sembari tersenyum. (*)