Fri. Apr 19th, 2024

angkaberita.id

Situs Berita Generasi Bahagia

COVID-19: Vaksinasi Anak Di Kepri, Dinkes Batam Kecualikan Komorbid!

2 min read

vaksinasi anak dijadwalkan januari 2022 dengan vaksin sinovac setelah bpom ri menerbitkan izin kedaruratan (eua). di kepri, sebanyak 250 ribuan anak menjadi sasaran, 125 ribuan di antaranya berdiam di batam/foto via dinkes.acehprov.go.id

COVID-19: Vaksinasi Anak Di Kepri, Dinkes Batam Kecualikan Komorbid!

angkaberita.id - Paling cepat di bulan Januari 2022, vaksinasi anak digeber di Tanah Air, termasuk di Batam, mengantisipasi serangan COVID-19. Dinkes Batam menyiapkan dua skenario pelaksanaan nantinya, dengan menyasar sekitar 125 ribuan anak usia 6-11 tahun.

"Dari Kemenkes infonya (vaksinasi anak) tahun depan," kata Didi Kusmarjadi, Kepala Dinkes Batam, Selasa (30/11/2021). Selain proaktif ke sekolah-sekolah, Dinkes juga melanjutkan skenario vaksinasi COVID-19 sekarang. Yakni, menyediakan sentra vaksinasi di tempat publik seperti Puskesmas, Polsek, tempat ibadah dan sebagainya.

"Dua-dua (skenario vaksinasi) kita pakai," tegas Didi sembari menambahkan, kemungkinan besar vaksinasi memakai vaksin Sinovac. Sebab, izin pemakaian kedaruratan (EUA) dari BPOM RI telah keluar. Kecuali anak komorbid, Dinkes berharap vaksinasi nanti dapat menyasar seluruh anak di Batam.

Di Kepri, seperti juga vaksinasi massal COVID-19 sejauh ini, sebagian besar anak sasaran vaksinasi terkonsentrasi di Batam. Kepala Dinkes Kepri, Muhammad Bisri mengungkapkan, keseluruhan di Bumi Segantang Lada terdapat 250 ribuan anak berdasarkan data Disdukcapil kabupaten/kota menjadi sasaran vaksinasi massal.

"Vaksinnya jenis Sinovac, karena efek sampingnya lebih rendah," klaim Bisri, pekan lalu. Kini, Dinkes Kepri tengah mempersiapkan keperluan vaksinasi di awal tahun depan, seperti tenaga vaksinator, lokasi vaksinasi, dan terutama sosialisasi ke orangtua agar mendukung vaksinasi ke buah hatinya.

"Vaksinasi rencananya dilakukan di sekolah-sekolah," kata Bisri. Kemenkes RI, melalui Jubir Vaksinasi Siti Nadia Tarmizi, tengah menyiapkan teknis pelaksanaan vaksinasi anak nantinya, termasuk prosedur skrining dan vaksinasinya menyusul terbitnya EUA dari BPOM RI pada Oktober 2021.

Kemenkes ingin melibatkan segenap stakeholder dalam vaksinasi anak, seperti Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI), setelah vaksinasi non anak tembus 70 persen.

Sebelumnya BPOM telah memberikan lampu hijau pemakaian Sinovac seiring hasil uji klinis terkait keamanan dan imunogenisitas. "(Sinovac) aman untuk anak usia 6 sampai 11 tahun," tegas Penny Lukito, Kepala BPOM.

Dalam laporan hasil uji klinis, efek samping muncul akibat vaksinasi serupa dengan kelompok anak usia 11-17 tahun, yakni 11 persen-17 persen dari total subjek uji klinis. Laporan imunogenisitas atau kemampuan vaksin dalam memicu respons imun tubuh lebih besar dibandingkan orang dewasa, yakni 96,15 persen berbanding 89,04 persen.

Seiring EUA, Nadia mengungkapkan, target vaksinasi anak akhirnya bertambah dari semula 208 juta menjadi, 26-27 juta lebih banyak, alias di kisaran 234-235 juta anak di Tanah Air. Dengan penambahan itu, Kemenkes harus menambah alokasi vaksin. Sebab, stok vaksin sekarang pemakaian sesuai ditargetkan, yakni Lansia dan warga belum vaksinasi.

"Nah, ini artinya tambahan lagi untuk vaksinnya. Itu kurang lebih kalau kita berbicara nih sekitar 58-59 juta. Ini yang belum teralokasi dari vaksin yang saat ini sudah kita pesan dan sudah disetujui oleh produsen vaksin," kata Nadia. Sehingga, Kemenkes memperkirakan paling cepat vaksinasi Januari 2022, dan selambat-lambatnya Februari tahun depan.

(*)

Bagikan