COVID-19: Bayar DP Prioritas, Harga Vaksin Sinopharm Rp 500 Ribu Per Dosis

kendati kemenkes belum menetapkan harga resmi vaksin sinopharm, namun bio farma memperkirakan tarif vaksinasi lengkap, dua suntikan, rp 1 juta sudah termasuk jasa tenaga kesehatan dan fasilitas penunjang vaksinasi gotong royong/foto net

COVID-19: Bayar DP Prioritas, Harga Vaksin Sinopharm Rp 500 Ribu Per Dosis

angkaberita.id – Hasil survei Ipsos, sebagaian besar warga dunia menginginkan paspor vaksin sehingga dapat berplesiran seperti sebelum pandemi COVID-19. Pemerintah mempersiapkan vaksinasi gotong royong. Harga vaksin Sinopharm diperkirakan Rp 500 ribu per dosis sekali suntik.

Dengan dua dosis, sehingga penerima vaksinasi mandiri harus membayar Rp 1 juta. Ikhwal itu terungkap saat paparan PT Bio Farma di depan Kadin Indonesia dan perwakilan perusahaan swasta, seperti dilansir Katadata, Selasa (4/5/2021).

“Untuk keamanan maka siapkan untuk dua dosis,” kata Sri Harsi, Direktur Pemasaran PT Bio Farma seperti diulang seorang peserta sosialisasi di Kadin itu. Dia juga meminta perusahaan peserta vaksinasi gotong royong menyiapkan dana dua dosis sekaligus sebesar Rp 1 juta.

Meski demikian, harga sebesar itu sepaket dengan fasilitas penunjang, termasuk tenaga kesehatannya. Nah, kalau harga vaksinnya di kisaran Rp 375 ribu satu dosis. “Kalau tidak ada fasilitas kesehatannya, satu dosis Rp 500 ribu,” kata peserta sosialisasi.

Namun Kemenkes RI belum menyetujui harga usulan PT Bio Farma itu. Karena masih dikaji BPKP dulu, sebelum Kemenkes menetapkan secara resmi harganya. Jubir Vaksinasi COVID-19 PT Bio Farma, Bambang Heriyanto mengakui harga itu belum final.

Baca juga :  Presiden Jokowi Beri THR Dan Tukin 50 Persen, ASN Kepri Panen Pendapatan!

“Harga nanti akan disampaikan ke Kemenkes untuk penetapannya,” kata Bambang. Hingga kini, Bio Farma telah mendatangkan 500 ribu dosis vaksin Sinopharm. Mei hingga September datang lagi tambahan 7 juta vaksin, sehingga total 7,5 juta dosis vaksin Sinopharm.

Pemerintah berjanji mendatangkan 15 juta dari 40 juta komitmen vaksin Sinophram vaksinasi gotong royong. Selain Sinipharm, vaksinasi biaya sendiri itu juga memakai vaksin Sputnik pabrikan Rusia dan CanSino dari China. Harga maksimal Sinopharm di pasaran, seperti riset The Economist Intelligence Unit, mencapai 77 dolar AS, atau Rp 1,1 juta.

Tiga Prioritas Sinopharm

Skemanya, perusahaan telah membayar uang muka sebesar 50 persen, akan mendapatkan prioritas vaksinasi. Ada tiga kriteria perusahaan prioritas vaksin Sinopharm.

Prioritas lainnya, peserta dari daerah zona merah COVID-19 sesuai data Kemenkes RI. Syarat prioritas ketiga, perusahaan menunjang ekonomi padat karya. Dengan kata lain, berdasarkan data empiris, 70 persen zona merah di Jawa-Bali.

Nah, peserta selanjutnya harus menyerahkan data sasaran alias calon penerima vaksinasi, penangung jawab vaksinasi, dan blangko pemesanan vaksin. Perusahaan juga harus menandatangani kontrak kerja sama, memberikan rekomendasi fasilitas kesehatan kepada Bio Farma.

Baca juga :  COVID-19: Aturan Baru Kemenkes, Vaksinasi Mandiri Boleh Pakai Sinovac-AstraZeneca. Kabar Baik Kepri?

Terakhir, perusahaan pendaftar harus melunasi separuh harga sebelum vaksin didistribusikan ke Faskes. “Semoga sudah ada perusahaan yang siap, kami juga menggelar konsolidasi internal di BUMN,” kata Sri Harsi seperti ditirukan peserta sosialisasi.

Nah, badan usaha tak memiliki Faskes mitra dapat menunjuk, Bio Farma juga bakal memfasilitasinya. Sebab, Faskes pelaksana harus swasta, dan tak sedang terlibat vaksiansi pemerintah.

Faskes juga harus memenuhi persyaratan Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 10 Tahun 2021, dan melaporkan data sasaran ke sistem informasi satu data. Ketua Umum Kadin Rosan Perkasa Roeslani mengonfirmasi tiga kriteria prioritas sasaran vaksinasi gotong royong.

“Itu permintaan Bio Farma dan Kementerian Kesehatan,” kata Rosan sembari menegaskan bukan usulan Kadin. Jika kasus baru COVID-19 di Kepri terus melonjak, bukan tak mungkin bakal menjadi daerah prioritas vaksin Sinopharm lantaran zona merah.

Apalagi, vaksinasi massal juga tersendat ketiadaan pasokan vaksin, khususnya AstraZeneca. Selain AstraZeneca, Kepri juga memakai Sinovac. Harga keduanya jauh di bawah Sinopharm, meskipun efek samping mereka sehabis vaksinasi hanya beda-beda tipis.

(*)

Bagikan