Tue. Mar 19th, 2024

angkaberita.id

Situs Berita Generasi Bahagia

Trump Bikin Amerika Serikat Kehilangan Takhta, Rusia-China Gantikan?

2 min read

presiden rusia vladimir putin dan presiden china xi jinping bakal menjadi orang kuat dunia berkat politik donald trump presiden amerika serikat. benarkah?/foto via youtube.com

Trump Bikin Amerika Serikat Kehilangan Takhta, Rusia-China Gantikan?

angkaberita.id – Sepak terjang Donald Trump, Presiden Amerika Serikat perlahan namun pasti menggerogoti hegemoni Negeri Paman Sam. Presiden China Xi Jinping dan Presiden Rusia Vladimir Putin bakal bersaing menggantikan Presiden Amerika sebagai sosok paling berkuasa di dunia.

Setidaknya itulah prediksi David Ignatius, kolomnis di Washington Post dan CNN International. Dalam kolomnya, dia meyakini Xi Jinping dan Putin akan mengambil alih kepemimpinan dunia dan mengubah tatanan global. Kata David, keduanya bakal mengambil keuntungan jika Trump gagal memenangi pemilu November nanti.

presiden trump dan presiden xi jinping/foto ilustrasi via abc.net.au

Seperti dilansir CNBC Indonesia, baik Xi Jinping dan Putin bakal memanen manfaat dari inkonsistensi kebijakan Trump selama hampir empat tahun terakhir. Bahkan, prediksi David, posisi negara paling berpengaruh di dunia bakl bergeser tempat. Contohnya, terkait “perlawanan” AS saat mendapat tekanan.

Negeri Paman Sam dinilai lemah saat ada laporan menuduh Rusia telah membayar Taliban membunuh pasukan Amerika Serikat di di Afghanistan. Pemerintahan Trump tak tegas menanggapi tudingan itu, padahal Kedubes Rusia di Washington dan Taliban membantah tudingan itu.

Perubahan tatanan dunia, kata David, kian mungkin setelah Putin dan Xi Jinping mengukuhkan diri sebagai presiden “abadi” di negara masing-masing. Keduanya diketahui mengubah konstitusi demi melanggengkan kekuasaannya itu. Putin dengan perubahan konstitusi baru-baru ini.

presiden trump dan presiden putin/foto afp/brendan smialowski via kompas.com

Sedangkan Xi Jinping telah melakukannya pada 2018, dengan mencabut pembatasan jabatan semula dua periode atau selama total 10 tahun. “Putin ada dalam bisnis balas jasa. Dia yakin AS yang menghancurkan bekas negaranya, Uni Soviet. Dia suka AS merasakan sakit,” jelas David dalam tulisannya, Kamis (9/7/2020).

“Dia sekarang memiliki banyak tahun untuk pembalasan ekstra.” Analisis serupa juga terlontar dari perwira senior AS. Kendati Trump sangat garang kepada sejumlah negara, tapi kedua seteru politik globalnya itu telah menggamit “jabatan abadi” sebagai kartu andalan. Sedangkan Trump, prospeknya justru kemungkinan terlempar dari Gedung Putih.

presiden xi jinping dan presiden putin/foto afp via bbc via kompas.com

“Putin (misalnya) mengungguli dia (Trump dalam pemilu),” tulis CNN mengutip sumber. Menurut Robert Blackwill dalam analisisnya di CFR, think tank berpengaruh di Amerika Serikat, jika Trump kandas, akan banyak pekerjaan rumah bagi bagi Joe Biden, satu-satunya penantangnya di pilpres 2020.

Dengan China semisal, presiden baru harus membujuk Beijing, melalui kekuatan AS, aliansi dan diplomasi cerdas. “Bahwa AS akan terus tumbuh lebih kuat di Asia dengan sekutu dan teman-temannya, dan akan dengan kuat menghadapi tindakan China yang tidak stabil,” sebutnya. (*)

Bagikan