angkaberita.id - Setelah Gubernur Ansar resmi menerbitkan rekomendasi ke Kemendagri pemekaran Provinsi Natuna-Anambas, wacana pariwisata "Segitiga Berlian Biru" di Kepri kembali mencuat. Apalagi, Malaysia juga jor-joran menggarap Pulau Tioman di Pahang menjadi penopang Genting Highlands.
Selain dalih rentang kendali dan kesempatan mengelola SDA lebih maksimal, Gubernur Ansar juga beralasan demi kepentingan strategis nasional. Meskipun DPRD Kepri belum resmi mendukung langkah Gubernur Ansar, wacana pemekaran seperti memberi nyawa kembali ke skenario pengembangan ekonomi berkonsep "Berlian Biru", alias ekonomi kelautan.
Satu di antaranya pengembangan wisata "Segitiga Berlian Biru" mencakup Batam/Bintan dan Anambas/Natuna dengan Pahang mencakup Pulau Tioman dan Genting Highlands. Skema sekarang, Natuna dan Anambas belum menjadi andalan Pemprov Kepri menopang ekonomi pariwisata.
Anambas-Natuna Wisata Cadangan
Terbukti, empat pintu andalan terkonsentrasi di Batam, Karimun dan Bintan-Pinang, dengan target jumlah kunjungan sebanyak 3,5 juta. Dispar memberi jatah Batam terbanyak, yakni 2,3 juta Wisman selama tahun 2024. Wisata Anambas dan Natuna masih sebatas opsional, alias alternatif, dengan mengandalkan Batam dan Bintan sebagai hub.
Kalau di istilah penerbangan, Batam-Bintan menjadi connecting route ke Natuna dan Anambas. Konsekuensinya, madu pariwisata Kepri tak mengalir deras ke dua kabupaten di tapal batas NKRI tadi. Padahal, seperti diklaim seorang pejabat Dispar Kepri, tanpa perlu diversifikasi destinasi wisata, wisman telah mengalir dengan sendirinya.
Kuncinya wisata lanskap seperti pantai, laut dan sejenisnya. Nah, Kepri kaya dengan destinasi wisata bahari tadi, termasuk di Anambas-Natuna. Hanya saja, dengan konsep border tourism nilai lebih pariwisata bukan di destinasi, tapi akses transportasi. Dibanding Batam-Bintan, Anambas tak memiliki "keistimewaan" itu.
Alhasil, ikhtiar Pemkab Anambas membangun akses pariwisata border tourism model Batam-Singapiura-Bintan masih jauh panggang dari api, meskipun intens berkomunikasi dengan pihak Malaysia selama dua tahun terakhir. Kondisi infrastruktur menjadi kendala mempercepat realisasi border tourism tadi.
Terusan Genting Kra
Di mata perencana kebijakan kawakan Kepri, sekarang merupakan kesempatan kembali menggeber skenario ekonomi "Berlian Biru'' di Bumi Segantang Lada, terutama di Anambas dan Natuna. Rekomendasi Gubernur Ansar terkait pemekaran keduanya menjadi provinsi terpisah dari Kepri menjadi pintu masuknya.
Sebab, secara geostrategi, Anambas dan Natuna bakal menjadi pemain penting. Bukan sebatas soal ekonomi perairan dan kelautan, tapi juga wisata bahari. Setidaknya, menurut dia, terdapat dua alasan. Selain langkah Malaysia jor-joran menggarap pariwisata di Pulau Tioman, sebagai penopang Genting Highlands, juga kabar menguatnya skenario pembangunan terusan Genting Kra di Thailand.
Bukan hanya mempercepat akses transportasi logistik dari Asia Timur ke Eropa, rencana tiga abad tadi, dengan sendirinya mem-by pass Singapura, negara paling dituntungkan dengan pelayaran niaga di Selat Malaka. China disebut-sebut paling berkepentingan, dengan langkah awal mereka telah menancapkan pengaruh ke Myanmar.
Terusan Genting Kra membentang dari pantai timur Thailand ke pantai barat Myanmar. Persoalannya, kini masih terjadi tarik ulur geopolitik dengan pintu masuknya bara konflik di Laut China Selatan. Nah, pada titik itu, pemekaran Anambas-Natuna menjadi provinsi sendiri menemukan relevansinya. Yakni, memastikan kedaulatan NKRI di tapal batas Laut China Selatan.
Selain pariwisata, sektor perikanan juga bakal menjadi "duit" baru di Anambas-Natuna. Kebijakan KKP menerapkan skema perikanan tangkap terukur dan WPP mendorong kapitaliasi potensi perikanan di sana. Analisi SWOT dan VUCA terkait skenario "Berlian Biru" memberikan dampak jangka panjang secara ekonomi ke Anambas-Natuna.
"(Isu) Genting Kra Pass menjadi isu strategis ekonomi regional dan global," kata dia, dalam satu kesempatan. Dengan tekad Kepri menjadi provinsi kaya di tahun 2045, lewat RPJP pengesahan di tahun depan, ekonomi "Berlian Biru" harus menjadi bahan pertimbangan saat eksekusi di RPJMD dan RKPD Kepri nantinya.
Sebab, Natuna-Anambas belum resmi mekar menjadi provinsi terpisah. Tahun 2023, khusus pariwisata, Malaysia jawara kunjungan wisman di Asia Tenggara, kalahkan Thailand dan Indonesia. Kepri bersama Bali andalan wisata Indonesia. Kalau Bali ditarget 7 juta kunjungan, Kepri sebanyak 3,5 juta kunjungan.
(*)