Imunisasi Ganda, Kenapa Laris Manis Di Daerah (Luar Kepri)?
angkaberita.id - Meskipun berisiko menurunkan kekebalan tubuh, lambat imunisasi anak lazim terjadi di Tanah Air. Namun Pemda, termasuk di Kepri, dapat menyiasatinya dengan kebijakan imunisasi ganda. Kenapa?
Sebab, seperti diakui Ketua Indonesia Technical Advisory Group of Immunization (ITAGI), ikhtiar itu menjadi cara rasional mengejar keterlambatan imunisasi anak. "Imunisasi ganda artinya (pemberian) dua vaksin berbeda, kemasannya lain, tapi diberikan saat bersamaan," ungkap Sri Rezeki, Ketua ITAGI, seperti dikutip merdeka.com, Kamis (1/6/2023).
Semisal, lanjut dia, imunisasi polio dan DPT bersama, dengan vaksinasi di paha kiri dan paha kanan. Dengan imunisasi ganda, anak belum mendapatkan imunisasi secara lengkap dapat melengkapinya. Imunisasi ganda bukan ikhwal baru, dan banyak negara menerapkan metode tadi.
Di Tanah Air, tahun 2012 Yogyakarta menjadi daerah percontohan. Kemudian NTB dan Bangka Belitung juga pernah menerapkan. Sri mengklaim warga di daerah menyambut kebijakan imunisasi ganda tadi. Kemenkes selanjutnya menjadikannya kebijakan di Tanah Air.
Terkait kasus Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI), lanjut Sri, kondisinya tak berbeda dengan imunisasi tunggal. Karena itu, dia mendorong ke Pemda menyosialisasikan kebijakan imunisasi ganda. Selain imunisasi ganda, cara lain mengejar keterlambatan imunisasi, dengan pemberian vaksin kombinasi dalam satu kali suntikan.
Di Kepri, selama pandemi COVID-19, capaian imunisasi anak lengkap terjun bebas. Data Dinkes Kepri hanya 20 persen dari target 600 ribu anak. Kepala Dinkes Kepri Bisri meminta Posyandu lebih proaktif menggarap imunisasi anak saat itu.
(*)