angkaberita.id

Salip Inggris-Prancis, Ekonomi Indonesia Tujuh Besar Dunia

kapal tengah lego jangkar di perairan dekat batam. jembatan batam ke bintan menjadi harapan baru mendorong pertumbuhan ekonomi di kepri setelah mandegnya soal lego jangkar/foto via batamnews.co.id

suasana pelabuhan internasional batam center lokasi berlabuh kapal feri singapura-batam pergi pulang/foto via okezone.com

Salip Inggris-Prancis, Ekonomi Indonesia Tujuh Besar Dunia

angkaberita.id - Di tengah ancaman resesi tahun depan, IMF justru mengabarkan ekonomi Indonesia melesat. Kini, seperti dilansir Katadata, Indonesia masuk kelompok 10 negara dengan ekonomi terbesar di dunia.

Persisnya, berada di peringkat ketujuh sekaligus menyalip Brazil, Inggris dan Prancis. Dua nama terakhir merupakan anggota G7 atau Club of Rich. Berdasarkan kajian World Economic Outlook IMF edisi Oktober, PDB Indonesia menembus 4,02 triliun dolar AS segi paritas daya beli.

Paritas daya beli, atau kemampuan beli, ialah perbandingan nilai suatu mata uang ditentukan daya beli uang itu terhadap barang dan jasa di masing-masing negara. Nah, posisi Indonesia mengalahkan Brazil, Inggris dan Prancis. Indonesia satu level di bawah Rusia. Peringkat pertama China.

Amerika Serikat, India, Jepang dan Jerman, secara berurutan, menempati urutan kedua hingga enam besar dunia. Kata IMF, kinerja ekonomi Indonesia masih cukup menjanjikan di tengah perkiraan perlambatan ekonomi dunia.

"Indonesia tetap menjadi sebuah titik yang terang di tengah ekonomi dunia yang memburuk," tulis Direktur Pelaksana IMF, Kristalina Georgieva dalam unggahan di akun instagram pribadinya @kristalina.georgieva, Senin (10/10/2022).

IMF memprediksi pertumbuhan ekonomi di Tanah Air tahun ini mencapai 5,3 persen, dan melambat menjadi 5 persen tahun 2023. IMF sendiri memproyeksi ekonomi global tahun depan bertumbuh 2,7 persen, atau terpangkas dari proyeksi sebelumnya 2,9 persen.

Di ASEAN, hanya Vietnam dan Kamboja pertumbuhan ekonomi mereka melebihi Indonesia, masing-masing, 6,2 persen. Versi IMF, tiga pemicu perlambatan ekonomi tahun depan, ialah inflasi terus naik dan meluas berujung krisis biaya hidup.

Kemudian perang Rusia-Ukraina dan krisis energi. Terakhir, perlambatan ekonomi di China. Dana Moneter Internasional itu juga melihat sepertiga ekonomi dunia, mencakup 31 negara, bakal terkontraksi secara berturut-turut, alias mengalami resesi.

(*)

Bagikan
Exit mobile version