Buntut Gaduh ‘Kiai Amplop’ PPP Copot Suharso, Tunjuk Kader Tajir Jabat Plt Ketum

suharso monoarfa ketum ppp/foto via detikcom

Buntut Gaduh ‘Kiai Amplop’ PPP Copot Suharso, Tunjuk Kader Tajir Jabat Plt Ketum

angkaberita.id - Partai Persatuan Pembangunan (PPP) resmi mencopot Suharso Monoarfa, sang Ketum menyusul kontroversi "Kiai Amplop" beberapa pekan terakhir. PPP melengserkan lewat Musyawarah Kerja Nasional (Muskernas) dan menunjuk Muhammad Mardiono Plt Ketum.

Mardiono bukan kader sembarangan di Partai Kabah. Disebut-sebut dekat Romahurmyzy, Ketum PPP sebelum Suharso, dan kini tercatat anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Watimpres). Lebih dari itu, dia terhitung kader tajir di PPP, dengan kekayaan terakhir di LHKPN menembus Rp 1,27 triliun.

Di era Ketum Roma, sapaan akrab Romahurmuzy, dia menjabat Waketum. Pernah juga menakhodai DPW PPP Banten. Tahun 2020, sempat digadang-gadang maju Ketum di Mukernas 2020. Belakangan Suharso terpilih menjabat Ketum. Dengan penunjukkan tadi, Mardiono meneruskan sisa masa jabatan Ketum Suharso hingga 2025.

Wakil Sekretaris Majelis Pertimbangan DPP PPP, Usman M Tokan mengungkapkan, saat pencopotan Suharso pada 5 September, hadir pimpinan Majelis Syariah, pimpinan Majelis Kehormatan, pimpinan Majelis Pertimbangan, pimpinan dan lembaga DPP PPP, Banom, serta pimpinan DPW dari 29 provinsi.

"Memberhentikan saudara Suharso Monoarfa dan mengukuhkan Saudara H Muhammad Mardiono sebagai Plt Ketua Umum DPP PPP sisa masa bakti 2020-2025," sebut Usman, seperti dikutip detikcom, Senin (6/9/2022). Mardiono menerima penunjukkan tadi. "Bismillah saya akan bekerja keras agar PPP bisa bangkit di Pemilu 2024," ucapnya seperti dilansir Antara, Senin (5/9/2022).

Terpisah, Waketum PPP Arsul Sani mengklaim Suharso disebut-sebut telah menyampaikan keinginan mundur ke Mardiono dan Romahurmuzy, beberapa hari sebelum Muskernas. Namun loyalis Suharso menepis kabar pengunduran diri itu.

Di tangan Suharso, PPP bergerak paling cepat menyongsong Pilpres 2024 dengan bergabung ke Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) bersama Golkar dan PAN. Manuver itu, meskipun kursi di DPR kecil, tapi memastikan PPP tak bakal ketinggalan kereta Pilpres nantinya.

(*)

Bagikan