INSIDE BPS: Produksi Gabah Kepri Turun Selama Pandemi, Pak Ansar Kapan Padat Karya Pertanian?
angkaberita.id – Rencana Pemprov Kepri menghapus bansos dan mengalihkan ke padat karya sektor pertanian, bukan hanya sejalan dengan prioritas Gubernur Ansar Ahmad, namun juga berpotensi menekan terus menurunnya produksi gabang kering giling di Kepri.
Meskipun bukan daerah penghasil beras, dengan luasan sawah paling kecil di Pulau Sumatera, Kepri selama ini terbantu keberadaan sawah di lima kabupaten se-Kepri. Namun, sejak dua terakhir, produksi padi di lima kabupaten itu menurun. Sebagian, diyakini, akibat pandemi COVID-19.
Pada saat bersamaan, ketahanan pangan selama pandemi menjadi isu krusial. Bahkan, menjadi perhatian Presiden Jokowi. Pemprov Kepri tak bisa berdiam diri, apalagi jika merujuk data Kementerian Pangan tahun 2018.
Berdasarkan data itu, indeks kerawanan pangan di Kepri tertinggi di antara empat provinsi di Sumatera itu. Mengacu indikator stok pangan dan kondisi wilayah, Kementan menyusun peta kerawanan pangan.
Berdasar Peta Ketahanan Dan Kerentanan Pangan 2018, terdapat 12 provinsi skor indeksnya di bawah rata-rata nasional, yakni 5,0. Penyusunan peta berdasarkan tiga indikator utama, yakni ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan pangan.
Selain indeks, peta itu juga memuat wilayah rawan pangan dalam tiga kelompok prioritas, yakni rendah, sedang, dan tinggi. Nah, Kepri harus segera merealisasikan kebijakan padat karya pertanian.
Apalagi, berdasarkan data BPS Kepri terbaru, luas panen padi sepanjang tahun 2020 hanya sebanyak 298,52 hektare. Terjadi penurunan sebesar 57,75 hektare atau 16,21 persen dibandingkan 2019, yakni seluas 356,27 hektare.
Konsekuensinya, produksi padi tahun lalu hanya sebanyak 852,54 ton gabah kering giling (GKG), turun 298,26 ton (25,92%) dibanding setahun sebelumnya, sebanyak 1.150,80 ton GKG.
Kondisi kian pelik lantaran penurunan terjadi di seluruh periode panen, yakni Januari-April, Mei-Agustus dan September-Desember tahun 2020, terjadi penurunan produksi sebesar, masing-masing, 124,58 ton GKG (25,49 persen), 59,69 ton GKG (18,02 persen), dan 113,99 ton GKG (34,47 persen) dibandingkan 2019.
Nah, jika dikonversikan menjadi beras konsumsi pangan penduduk, produksi beras tahun 2020 hanya 485,31 ton. Turun sebanyak 169,84 ton, atau 25,92 persen dari tahun 2019, sebanyak 655,15 ton. Berdasarkan data BPS, hanya Kabupaten Anambas terjadi peningkatan produksi padi, sedangkan empat kabupaten lainnya justru turun. Karimun paling tinggi penurunannya.
(*)