COVID-19: Habis Risma Menangis, Terbanglah Pasien Surabaya Ke Galang Batam?
angkaberita.id- Sejumlah rumah sakit di Surabaya dikabarkan mulai kewalahan menampung pasien COVID-19. Agar rumah sakit di sana tidak lumpuh akibat melonjaknya pasien COVID-19, pemerintah berencana mengirimkan sebagian pasien di Surabaya ke RSKI Galang di Batam.
Apalagi, sepekan terakhir kasus COVID-19 di Surabaya terus melonjak, sehinggi Jawa Timur kini menjadi provinsi dengan kasus pandemi corona tertinggi di tanah air. Selain menghindari jebolnya kapasitas sistem kesehatan di Surabaya, RSKI Galang juga menjadi rumah sakit rujukan “sapu jagat” bagi daerah di tanah air.
“Kita akan pertimbangkan bersama-sama, ini untuk mengurangi beban rumah sakit di Surabaya, khususnya RSUD Soetomo. Pasien ringan atau sedang akan dikirim ke Pulau Galang, dengan transportasi sudah disiapkan TNI-AU,” kata Muhadjir, Menko Pembangunan Manusia Dan Kebudayaan, dulu Menko Kesra, seperti dilansir detikcom, Kamis (2/7/2020).
Hadir dalam rapat itu, selain Muhadjir juga Menko Polhukam, Menristek/BRIN, Menkes, Menaker, Menkominfo, Kepala Staf Presiden, Panglima TNI, Kepala Gugus Tugas, COVID-19, Sekda Provinsi Kepri, Direktur RSKI Galang dan sejumlah pejabat lainnya.
Muhadjir menegaskan, ke depan pemanfaatan RSKI Galang tak hanya pasien dari Surabaya, namun juga pasien COVID-19 lainnya. Sejauh ini, kasus-kasus COVID-19 di luar Kepri juga telah dirawat di sana, seperti pasien klaster KM Kelud dan sebagainya, termasuk pasien dari Kepri jika kapasitas setempat tak menampung lagi.
“Karena memang arahan Presiden tidak harus Surabaya, sebetulnya. Tapi bisa saja dari luar, terutama dari PMI (pekerja migran Indonesia), juga pasien dari Provinsi Kepri,” terang Muhadjir. Dia telah meminta Panglima TNI berkoordinasi dengan Pangkogabwilhan II di Tanjungpinang dan Kepala Gugus Tugas tekait teknis dan skenario pemanfaat RSKI Galang di Batam.
Muhadjir juga meminta Menaker dan Pemprov Kepri merancang skenario dan kebijakan apabila ada pasien COVID-19 akan dirawat di RSKI Galang. Kabar rencana itu berbarengan dengan pernyataan Gugus Tugas COVID-19 Pusat, terdapat 18 provinsi termasuk Kepri, dengan angka kesembuhan melibihi angka kesembuhan dunia.
“Namun jika diteliti lebih lanjut di tiap provinsi, maka sebenarnya ada 18 provinsi memiliki persentase kesembuhan di atas angka rata-rata dunia atau di atas 54,23 persen,” kata Achmad Yurianto, Jubir Gugus Tugas COVID-19 Pusat. Dia menambahkan, dari 18 provinsi, 13 di antaranya termasuk Kepri, angka kesembuhan di atas 70 persen.
Yakni, Sumatera Barat 81,1 persen, Riau 73,5 persen, Bengkulu 71,2 persen, Lampung 79,3 persen, dan Bangka Belitung 86,8 persen. Kepulauan Riau 81,6 persen, Yogyakarta 85,3 persen, Kalimantan Barat 81,9 persen, Kalimantan Timur 73,7 persen, Kalimantan Utara 75,5 persen, Sulawesi Tengah 82,3 persen, Gorontalo 80,2 persen, dan Sulawesi Barat 72,8 persen.
Namun demikian, angka kesembuhan pasien COVID-19 secara nasional sebesar 43,2 persen masih di bawah rata-rata dunia, sebesar 54,23 persen. Katanya, kesembuhan dapat dicapai karena kasus COVID-19 terkonfirmasi dengan gejala ringan dan sedang secara dini segara ditangani di rumah sakit.
Secara nasional, kecuali di sejumlah provinsi, kapasitas rumah sakit tingkat hunian pasien sebesar 55,59 persen. Bahkan, menurutnya, terdapat 21 provinsi tingkat hunian pasien COVID-19 di bawah 55,59 persen. “Hanya lima provinsi saja tingkat hunian di atas 75 persen, yaitu Sulawesi Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Selatan, Papua, dan Nusa Tenggara Barat,” sebut Yurianto.
Tangis Risma
Kasus COVID-19 di Surabaya sepekan terakhir, menjadi perhatian nasional setelah Risma, Walikota Surabaya menangis sembari bersujud setelah mendengar paparan kemungkinan lumpuhnya kapasitas rumah sakit di Surabaya, khususnya RSUP Soetomo.
Tangis Risma seperti mengungkap kusut masai penanggulangan pandemi di Jawa Timur. CNN Indonesia bahkan merangkum sejumlah kelindan persoalan, berikut drama di baliknya termasuk heboh perdebatan soal klaster pandemi COVID-19 di sana.
Presiden Jokowi dalam rapat dengan Ketua Gugus Tugas COVID-19 Pusat juga memberikan arahan agar seluruh sumber daya difokuskan membantu provinsi atau daerah zona merah, seperti Surabaya dan Jawa Timur. Selain penambahan personel TNI-Polri, juga penambahan tenaga kesehatan dan peralatan medis penunjangnya.
Per 1 Juli, Gugus Tugas COVID-19 Pusat juga mengumumkan hasil analisis risiko pandemi. Hasilnya, terdapat perubahan dinamis dalam 10 hari terakhir, seperti terdapat 53 daerah dengan status risiko kenaikan tinggi. Ada juga daerah zona hijau mendadak menjadi zona merah akibat penambahan kasus COVID-19 baru.
“Dilihat dari risiko kenaikan kasus COVID-19 per kabupaten dan kota di Indonesia, saat ini ada 53 kabupaten kota dengan risiko kenaikan kasus tinggi,” kata Wiku Adisasmito, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas COVID-19 di Jakarta, seperti dikutip Antara, Rabu (1/7/2020).
Kemudian terdapat pula 177 kabupaten dan kota dengan risiko sedang dan 185 daerah risiko rendah serta 99 kabupaten dan kota yang tidak ada kasus baru. Ia mengatakan jika melihat perubahan peta zonasi risiko COVID-19 per kabupaten dan kota maka pada 11 Mei dan berlanjut 7 Juni, 14 Juni, 21 Juni serta 28 Juni 2020 terlihat perubahan dinamika peta tersebut.
“Dari peta tersebut terlihat paling tidak untuk risiko rendah dan daerah yang tidak terdampak pada Mei ada 46,7 persen sedangkan pada 7 Juni terjadi penurunan menjadi 44,36 persen dan membaik jadi 52,53 persen pada 14 Juni,” katanya.
Bagaimana dengan Kepri? Berdasarkan peta risiko COVID-19 per 1 Juli 2020, empat zona hijau di Kepri berkurang menjadi tiga. Yakni, Anambas, Lingga dan Natuna. Karimun turun menjadi zona kuning (risiko rendah) bersama Bintan dan Tanjungpinang. Sedangkan Batam dinilai masih berisiko alias zona oranye. Terbaru, Batam bahkan melaporkan penambahan satu kasus baru.
(*)