COVID-19, Melihat Strategi Bansos di Jakarta dan Batam
angkaberita.id – Menyusul restu Menkes Terawan Agus, Jakarta mulai Jumat (10/4/2020) efektif memberlakukan pembatasan sosial berskala besar (PSBB) di Ibukota. Kini Pemprov DKI tengah mempersiapkan Pergub petunjuk pelaksanaan di lapangan, termasuk penegakkan aturan dan sanksinya.
Bersamaan dengan itu, Pemprov DKI juga mulai mengguyurkan bantuan sosial kepada warga miskin terdampak. Jumlahnya sebanyak 3,7 juta jiwa, dengan 1,1 juta jiwa di antaranya tercatat sebagai warga miskin dan selama ini rutin mendapatkan bantuan sosial dari Pemprov Jakarta. Sedangkan 2,7 juta jiwa lainnya, tergolong warga rentan miskin.
Selama dua bulan ke depan, April dan Mei, pemerintah pusat dan Pemprov Jakarta bersama-sama menanggung anggaran bansos buat 3,7 juta jiwa itu. Pemprov Jakarta dan Kementerian Sosial menyepakati, warga terdampak nantinya mendapatkan bansos Rp 1 juta per bulan per kepala keluarga.
Tahap awal selama 14 hari ke depan, dengan perincian Rp 120 ribu dari Pemprov DKI dan Rp 880 ribu per bulan dari Kementerian Sosial. Nah, demi keperluan itu Kemensos menganggarkan Rp 4,576 triliun selama dua bulan. Pemprov DKI, khusus menanggulangi pandemi mengalokasikan Rp 3, 032 triliun, termasuk bansos hingga bulan Mei.
Gubernur Anies Baswedan mengungkapkan, kelompok rentan dimaksud selama ini tidak mendapat bantuan langsung Pemprov, seperti pengemudi ojek, pedagang bakso, pedagang kaki lima. Intinya, pekerja sektor informal itu selama ini mengalami kontraksi kehilangan pendapatan ekonomi.
Sebagian akibat kebijakan libur sekolah, bekerja dari rumah, pembatasan aktivitas umum dan sebagainya di Jakarta. Meskipun dengan skala berbeda, Pemko Batam juga bakal memberikan bantuan sembako senilai Rp 300 ribu per bulan kepada keluarga terdampak COVID-19 seiring rencana physical distancing berdasarkan zonasi.
Paket sembakonya, seperti dilansir batampos.id, berisi 20 kilogram beras, 3 kilogram gula pasir dan 2 liter minyak goreng. Namun waktu pemberlakuannya, Pemko Batam melalui gugus tugas COVID-19 mendaku menunggu momen tepat. Pada tahap awal nantinya berlangsung selama 14 hari dan bisa diperpanjangan berdasarkan situasi.
Kebijakan penjarakan fisik itu, nantinya per zonasi mencakup tiga kecamatan. Namun sejauh ini Pemko belum mengungkap rincian zonasinya. Selain pusat industri di Kepri, Batam merupakan konsentrasi jumlah penduduk terbanyak di Bumi Segantang Lada.
Separo penduduk Kepri berada di Bumi Bandar Madani itu. Sejauh ini, Pemko Batam menyiapkan anggaran Rp 4 miliar selama pandemi COVID-19, dengan dukungan Pemprov Kepri melalui anggaran sebesar Rp 40 miliar.
Berdasarkan data BPS Kepri dalam laporan bertajuk Kepri Dalam Angka 2020, penduduk Bumi Segantang Lada sebanyak 2.189.650 jiwa tersebar di 7 kabupaten/kota. Penduduk Kabupaten Anambas paling sedikit, sebanyak 42.310 jiwa.
Berdasarkan data BPS Batam tahun 2019, jumlah penduduk Batam sebanyak 1.107.551 jiwa, terbagi dalam 415.280 kepala keluarga. Mereka bermukim di 12 kecamatan, dengan sebaran terbanyak di Kecamatan Sagulung sebanyak 188.333 jiwa.
Sebagai catatan, jumlah penduduk Batam berdasarkan data BPS Kepri dan BPS Batam berbeda, BPS Kepri menulis jumlah penduduknya sebanyak 1.376.010 jiwa.
Pemerintahan Jokowi, seperti dilansir Katadata, menggelontorkan Rp 405 triliun paket stimulus ekonomi melawan COVID-19, termasuk bansos untuk warga terdampak, dengan besaran anggaran Rp 110 triliun di bawah mata anggaran perlindungan sosial.
Dalam penyaluran bantuan sosial, Presiden Jokowi mewanti-wanti agar bantuan tersalurkan tepat sasaran supaya membantu benar-benar warga terdampak. Dengan kata lain, pelibatan pemerintah hingga level desa atau kelurahan penting, dengan pendataan menjadi kunci melibatkan RT dan RW menjadi ujung tombak kepentingan itu.
(*)