Bank-bank Ini Naik Kelas Tahun Ini. Apa Manfaatnya Bagi Nasabah?

Sejumlah bank bakal naik kelas berdasarkan modal intinya, termasuk BRI Agro/Foto Kontan/Carolus Agus Waluyo

angkaberita.id – Tak banyak bank di negeri ini yang termasuk bank umum kelompok usaha (BUKU) IV. Hanya ada lima bank sejauh ini, namun tahun ini bakal bertambah anggotanya, yakni Bank Panin.

Selain itu, sejumlah bank lainnya juga naik kelas berdasarkan BUKU berbeda. Nah, naik kelas jadi cita-cita banyak bank agar bisa lebih leluasa dalam memperluas cakupan bisnisnya.

Semakin besar modal yang dimiliki bank tentu semakin luas kesempatan memiliki jaringan layanan yang lebih luas dan penyaluran fasilitas pembiayaan.

Tahun ini, banyak bank yang merenakan ingin naik kelas. Salah satu yang sudah terealisasi adalah PT Bank Pan Indonesia Tbk (Bank Panin). Bank swasta ini resmi menyandang status sebagai bank umum kelompok usaha (BUKU) IV.

Seperti dilansir laman situs kontan.co.id, Selasa (19/3/2019) Bank Panin menjadi bank keenam yang masuk di jajaran bank dengan modal inti minimal Rp 30 triliun.

Adapun lima bank lain yang masuk di kelas ini adalah BRI, Mandiri, BCA, BNI dan CIMB Niaga.

Jasman Ginting, Sekretaris Perusahaan Bank Panin mengatakan bank dengan kode emiten PNBN tersebut efektif menjadi bank kategori BUKU IV setelah mendapatkan surat penetapan dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 1 Maret 2019.

Namun, Bank Panin belum belum memiliki rencana khusus terkait dengan kenaikan kenaikan kelas tersebut. “Hanya yang pasti kami akan memanfaatkan semua keuntungan yang dimiliki sebagai bank BUKU IV, yang tidak dimiliki oleh BUKU III.” jelas Jasman pada Kontan.co.id, Selasa (19/3/2019).

Sementara di kelas bawahnya, ada Bank BRI Agro yang berencana untuk naik dari BUKU II ke BUKU III tahun ini. Untuk mencapai target tersebut, bank ini akan melakukan penerbitan saham baru dengan hak memesan efek terlebih dahulu alias right issue di tahun ini.

BRI Agro menargetkan dana right issue sekitar Rp 600 miliar sampai Rp 700 miliar. Sementara per akhir Desember 2018, modal inti bank ini tercatat sebesar Rp 4,4 triliun.

Agus Nursanto, Direktur Utama BRI Agro mengatakan, pihaknya akan meminta restu dari pemegang saham pada akhir maret ini untuk pelaksaaan right issue tersebut.

Oleh karena itu, dia belum bisa menjelaskan lebih detail terkait persiapan aksi korporasi itu. “Kami masih menunggu keputusahn RUPS pada 28 Maret.” ujarnya.

Lalu di bank syariah, ada BNI syariah yang juga menargetkan akan naik ke BUKU III tahun ini. Setelah membukukan laba bersih Rp 416 miliar tahun lalu, modal ini bank ini telah mencapai Rp 4,1 triliun per akhir 2018.

Artinya, hanya kurang Rp 900 miliar lagi agar mereka bisa naik kelas ke BUKU III. Untuk mengejar target naik BUKU, Direktur Bisnis PT Bank BNI Syariah Dhias Widhiyaty mengatakan melakukan penguatan modal secara organik dengan mendorong pertumbuhan laba ditahan dan penguatan secara anorganik.

Lewat cara anorganik, beberapa opsi aksi korporasi tengah dijajaki seperti injeksi modal dari pemegang saham, mencari mitra strategis, atau melakukan Initial Public Offering (IPO).

“Saat ini, IPO masih menjadi opsi yang sedang kami kaji dimana valuasi saham dan timinga masih dipertimbangkan. Dan setiap aksi korporasi yang diambil harus melalui persetujuan BNI sebagai pemegang saham.” kata Dhias.

Adapun di kelas paling kecil, ada PT Bank Yudha Bhakti Tbk yang bercita-cita naik kelas dari BUKU I menjadi BUKU II tahun ini.

Paska mendapat pemegang saham baru yakni perusahaan fintech Akulaku baru-baru ini, bank dengan kode emiten BBYB ini akan right issue pada Mei mendatang sekitar Rp 158 miliar.

Bank Yudha Bhakti akan melepas saham baru sebanyak 469.591.963 lembar dengan harga yang sama ketika Akulaku membeli 8,9% saham BYB dari Gozko Capital yakni Rp 338 per lembar saham.

Dalam right issue ini, Akulaku juga akan bertindak sebagai standby buyer atau pembeli siaga. Adapun per September 2018, modal inti bank ini tercatat sebesar Rp 627 miliar. (*)

Bagikan