angkaberita.id – Mengatasi terbatasnya tenaga pendidik di daerah terluar, tertinggal dan garis depan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggaet personel TNI AD sebagai guru di lokasi itu.
Di Kepri sendiri, Natuna dan Anambas termasuk daerah terluar sekaligus garis depan. Sebelum turun mengajak, nantinya para tentara ini bakal dibekali pengetahuan dan pelatihan khusus di Kemendikbud.
Nota kerjasamanya sendiri telah diteken Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (Dirjen GTK) Supriano dan Asisten Teritorial (Aster) TNI AD Brigjen Bakti Agus Fadjari di kantor Kemendikbud, Jakarta, Rabu (27/2/2019.
Melalui kerja sama ini, seperti dilansir laman situs kabar24.bisnis.com, Kamis (28/2/2019) diharapkan personel TNI AD yang bertugas di daerah 3T dapat diperbantukan untuk mengajar di sekolah-sekolah yang kekurangan tenaga pengajar.
Dengan demikian kebutuhan tenaga pengajar akan terbantu oleh para prajurit tersebut. “Jangan sampai daerah-daerah yang punya potensi, (justru) tidak ada gurunya.
Ini dalam rangka persiapan. Sebanyak 900 (personel) ini kami siapkan, berjaga-jaga apabila di perbatasan itu tidak ada guru, dibutuhkan guru, mereka bisa masuk,” ujar Supriano dikutip dari laman resmi Kemendikbud, Kamis (28/2/2019).
Dalam nota kerja sama tersebut, nantinya personel TNI yang ditugaskan di Nunukan dan Malino akan terlebih dahulu mendapatkan peningkatan kompetensi dalam bidang pembelajaran dari Kemendikbud melalui Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PPPPTK).
Brigjen Bakti Agus Fadjari menjelaskan bahwa selama ini untuk menutup kekurangan guru yang ada di perbatasan, prajurit TNI AD sering terlibat untuk membantu proses pembelajaran.
Karena itu, dengan pembekalan yang diberikan GTK nanti dapat menjadi standar bagi personel TNI yang mengajar. “Nanti akan ada dua batalyon yang diberikan pembekalan oleh GTK sebelum bertugas.
Kedua batalyon tersebut adalah Batalyon 303 Garut dan Batalyon Raider Balikpapan yang akan mendapatkan pembekalan sebanyak 40 jam sebelum bertugas,” kata Bakti. (*)