Kenapa Desa Wisata Kunci Merespon Revenge Tourism Kepri?

sardison kepala dinas pmd dukcapil kepri. pengembangan wisata di kepri, termasuk desa wisata meniscayakan sinergi pemberdayaan desa dengan pengelolaa destinasi wisata. artinya dinas pmd dan dispar kepri. apalagi tak sedikit desa wisata dengan pengelola bumdes/foto angkaberita/marwah

Kenapa Desa Wisata Kunci Merespon Revenge Tourism Kepri?

angkaberita.id- Kemenpar mengandalkan desa wisata mengantisipasi lonjakan pelancong seiring melandainya pandemi COVID-19 di Tanah Air, termasuk Kepri. Selain digitalisasi, Kemenpar juga menggeber sertifikasi desa wisata, demi menyambut revenge tourism alias banjir pelesiran setelah terkungkung pandemi COVID-19.

“Pariwisata berkualitas dan berkelanjutan akan menjadi tumpuan ke depan. Khususnya di era adaptasi kebiasaan baru pascapandemi COVID-19," ungkap Wisnu Bawa Tarunajaya, Deputi Bidang Sumber Daya Kelembagaan Kemenpar, belum lama ini. Revenge tourism, lanjut dia, akan menjadi tren pariwisata, termasuk ke desa wisata.

Nah, Kemenpar memastikan prasyarat terpenuhi segera menyiapkan uji kompetensi SDM pariwisata di Tanah Air. Tahap awal katanya, menyasar 2.000 pelaku wisata di Danau Toba, Candi Borobudur-Prambanan dan Mandalika Lombok. "Paling mendesak disertifikasi terkait hospitality, (termasuk) pemandu wisata," kata Wisnu.

Selain destinasi prioritas, Kemenpar seperti diakui Deputi Bidang Pengembangan Destinasi dan Infrastruktur Vinsensius Jemadu, desa wisata juga menjadi andalan berikutnya. Andilnya bagi perekonomian daerah meniscaya. Karenanya, kata dia, perlu pengelolaan desa wisata berkelanjutan dan berdaya saing. "(Demi) mendorong pembangunan daerah, kesejahteraan masyarakat," kata dia.

Selain sertifikasi nantinya, termasuk CHSE di homestay desa wisata, juga promosi gencar ke luar negeri. Telah 16 desa wisata tersertifikasi, dan jumlahnya tahun 2021 bakal meningkat empat kali lipat. “Tahun ini ada 60 desa wisata akan disertifikasi," ungkap Jemadu.

Potensi desa wisata di Tanah Air bukannya kecil. Jika rujukannya Anugerah Desa Wisata Indonesia 2021, sebanyak 1.831 desa wisata mendaftar dan tersebar di 34 provinsi, termasuk Kepri. Jauh dari target awal sebanyak 700 peserta. Selain sarana prasarana, termasuk homestay, desa wisata kuncinya ialah menonjolkan komoditas non fisik, termasuk kearifan lokal.

Bagaimana dengan Kepri? Data Dinas PMD Dukcapil Kepri, tercatat sebanyak 22 desa wisata di sekujur Bumi Segantang Lada. Sebanyak 9 desa wisata dengan pengelola BUMDes. "(Khusus) pengelolaan itu skema besarnya akan dibicarakan dengan Dispar dan Dinas PMD kabupaten (di Kepri)," jelas Sardison, Kepala Dinas PMD Dukcapil Kepri, Senin (25/10/2021).

Selain pembinaan BUMDes, Dinas PMD Kepri dan kabupaten di Bumi Segantang Lada, juga menyelia kebijakan pembangunan masyarakat desa. Pengembangan desa wisata di Kepri, untuk sebagian, melibatkan Dispar. Kepala Dispar Kepri Buralimar mengungkapkan, kendati tidak menang, terdapat tiga desa wisata dari Kepri lolos 300 besar nasional.

Yakni, (1) Desa Wisata Bakau Serip Pandang Tak Jemu (Batam), (2) Desa Wisata Ekang Anculai (Bintan) dan Desa Wisata Mangrove Mekar Jaya (Natuna). Desa Wisata Ekang kelolaan BUMDes setempat, bermitra dengan pihak ketiga. Kemendesa dan Kemenpar sendiri, selama pandemi COVID-19, mencarikan terobosan pengembangan desa wisata.

(*)

Bagikan