Pekan Budaya Tanjungpinang: Ada P. Ramlee Dan Forum Pembauran Kebangsaan Kepri

angkaberita – Pekan Budaya Melayu Nusantara telah dibuka. Raja Ariza, Wakil Walikota Tanjungpinang membukanya di Lapangan Pamedan, Selasa (19/8/2025). Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Kepri ikut meramaikan dengan memamerkan warisan kebudayaan di Tanah Air lewat paguyuban mereka di Bumi Gurindam.

Selain pakaian adat dan alat kesenian, FPK juga memamerkan senjata tradisional di stand mereka. “Berpartisipasi dan mendukung pekan budaya,” kata Lalu Ahmad Rodiyan, pengurus FPK Kepri sekaligus tokoh Persatuan Keluarga Nusa Tenggara Barat di Tanjungpinang, kemarin.

FPK Kepri, lanjut dia, beranggotakan 30 lembaga adat hingga paguyuban serta ikatan kekeluargaan daerah luar Kepri di Tanjungpinang. Mereka mewakili puak-puak di Tanah Air. Pekan Budaya Melayu Nusantara merupakan agenda rutin dari Balai Pelestarian Kebudayaan (BPK) Riau-Kepri.

Berkolaborasi dengan Pemko Tanjungpinang, dalam istilah Raja Ariza, Pekan Budaya Melayu Nusantara lebih dari sekadar hiburan. “Syair, lagu, tarian, busana, hingga permainan tradisional ditampilkan adalah warisan kearifan,” ujar dia.

Lomba Lagu P. Ramlee

Kepala BPK Wilayah IV Riau–Kepri, Jumhari mengatakan gawe mereka bukan sebatas merangkai seniman dan budayawan, tapi juga menjadi stimulan pelaku UMKM memperkuat ekonomi kreatif berbasis budaya lokal.

“Pekan ini menjadi ruang pertemuan, sekaligus peluang ekonomi yang lahir dari tradisi,” jelas dia. Tanjungpinang, sebut dia, dengan Pulau Penyengat menjadi jantung kebudayaan Melayu. Apalagi sejak tahun 2018, pemerintah telah menetapkan menjadi cagar budaya.

Pulau Penyengat menjadi pusat peradaban Melayu, dan berkontribusi dalam sejarah Nusantara. Terbukti, dari 16 warisan budaya tak benda dunia milik Indonesia, empat berasal dari bekas Kesultanan Riau-Lingga. Yakni, pantun dan silat serta kebaya labuh dan makyong.

Dalam waktu dekat, bareng Pemprov Kepri dan Yayasan Warisan Johor, pihaknya tengah menyiapkan pengusulan seni Zapin agar ditetapkan Unesco sebagai warisan dunia pada 2028. “Ini bukan hanya soal melestarikan, tapi juga menempatkan Tanjungpinang dan Kepulauan Riau sebagai etalase kebudayaan dunia,” tegas dia.

Gawe kebudayaan di Pameda akan berakhir Jumat, 22 Agustus. Selama empat hari warga dapat menikmati sejumlah gelaran, termasuk lomba lagu P. Ramlee. Selebihnya ada tanding congklak dan egrang serta atraksi seni budaya lainnya. (*)

Bagikan