angkaberita – Pernyataan Chatib Basri, pentolan Dewan Ekonomi Nasional (DEN), soal resep jitu berbisnis di Tanah Air bukan isapan jempol. Karena regulasi, dan dengan sendirinya birokrasi, menjadi penghambat. Di Batam, bukan hanya KEK alasan investor masuk. Tapi, untuk sebagian, juga Hashim Djojohadikusumo.
Meminjam istilah audit, follow the money, investor kini cukup ngikut ke mana Hashim bikin pabrik. Terbukti, begitu adik Presiden Prabowo bikin pabrik di Batam, sejumlah investor ramai-ramai mengekor dia bikin pabrik di lokasi sama.
Terbaru, investor Tiongkok bikin pabrik penympan energi baterai (BESS) di Kawasan Industri Tunas Prima, Kamis (14/8/2025). Mendag Budi Santoso turun groundbreaking pabrik PT CLOU Teknologi Indonesia. Selain memenuhi kebutuhan listrik industri di Tanah Air, produk mereka nantinya juga keperluan ekspor.
“Terima kasih PL CLOU Teknologi Indonesia telah berinvestasi di Batam,” kata Mendag Budi. Dia, sembari berkelakar, juga berpesan ke direksi PT CLOU agar mengajak mitra bisnis mereka berinvestasi ke Batam. “Ini kesempatan besar, dan kami ucapkan selamat atas ground breaking,” kata Budi, seperti tribunbatam tulis, kemarin.
Aturan Sapu Jagat BKPM
Mendag mengungkapkan, kementerian dia ingin menciptakan ekosistem ekspor sehat. Sebab, kini industri mendominasi 80 persen pangsa ekspor, selebihnya pertambangan dan pertanian. Itu, klaim dia, menandakan industri nasional bertumbuh dan sanggung menarik banyak investasi.
Selain PT CLOU, di Tunas Prima beberapa waktu lalu Arsari Group, milik Hashim, lewat anak usahanya membangun pabrik hilirisasi timah di sana. Apple juga membangun pabrikan di lokasi sama sebagai syarat dapat berjualan iPhone mereka ke Indonesia.
Ke depan, kawasan industri bakal laris manis. Terbukti, grup Djarum milik orang terkaya di Tanah Air jor-joran berinvestasi sektor kawasan industri. Khusus Batam, investor bukan hanya berinvestasi (1) Di Kawasan FTZ Batam, tapi juga (2) Pemerintah lewat Kemenperin getol mendorong HKI ajukan UU HKI.
Selanjutnya (3) Tarif ekspor Indonesia ke Amerika Serikat juga selevel dengan negara ASEAN lainnya, sehingga investor diuntungkan relokasi pabrik ke jantung ekonomi Kepri. Belum lagi (4) Lewat BP Batam dan Kementerian Investasi, keduanya jor-joran deregulasi, termasuk soal lahan.
Khusus Kementerian Investasi/BKPM, melalui PP No. 28/2025, bisa ambil alih izin investasi dari kementerian lain lewat skema positif fiktif. Terakhir (5) Kepri barusan mengesahkan Perda Investasi, kini menunggu Pergub, mendorong investasi. Sebab, sektor pengolahan, alias pabrikan masih menjadi penopang utama PDRB Kepri, dua pertiganya terkonsentrasi di Batam. (*)