Kursi Wakil Panglima TNI, Pertarungan Dua ‘Jenderal’ Asli Bandung?

angkaberita – Kendati Panglima TNI pensiun bulan Agustus, Presiden Prabowo kemungkinan bakal menunjuk Wakil Panglima TNI dulu dibanding mengusulkan calon Panglima TNI baru ke DPR. Dua jenderal asal asli Bandung berpeluang menjadi orang kedua di Mabes TNI. Siapa?

Sebulan jelang Panglima TNI pensiun, Presiden biasanya mengajukan ke DPR calon penggantinya keperluan fit and proper test. Tapi, dengan revisi UU TNI telah ketuk palu di DPR barusan, skenarionya kemungkinan berubah menjadi penunjukan Wakil Panglima TNI.

Bulan Juli, bersamaan mutasi besar-besaran di Mabes TNI, Presiden melalui Panglima TNI akan mengumumkan. Kemungkinan lainnya, lebih cepat. Indikasinya (1) Panglima TNI meralat mutasi terbaru di akhir April 2025, termasuk Letjen Kunto Pangkogabwilhan I di Kepri.

Konsekuensinya gerbong rotasi tertahan, (2) KSAL Laksamana Ali, meskipun telah pensiun sejak April tetap menjabat sekarang. (3) Di DPR, Panglima TNI Jenderal Agus Subiyanto mengklaim kantongi nama calon. Terakhir, (4) Kelakar Presiden Prabowo tak mengganti Panglima TNI-Kapolri karena bernama “Prabowo-Subianto”.

Baca juga :  Tabiat Politik, Temuan KPK Pemilih 95 Persen Nyoblos Calon Karena Duit

Dua nama berpeluang, jika merujuk syarat perwira berpangkat bintang empat, yakni KSAD Jenderal Maruli dan KSAL Laksamana Ali. Keduanya sama-sama kelahiran Bandung, Jawa Barat. Kecuali Presiden Prabowo, publik hanya dapat meraba-raba. Tapi, jika mendasarkan pada tiga aspek, Laksamana Ali lebih berpeluang.

KSAL Ali Berpeluang Besar

Kenapa? Sebab, (1) Bukan hanya lebih dilu menjabat, KSAL Ali juga lebih senior dibanding KSAD Maruli. Ali lulusan AAL tahun 1989, sedangkan Maruli Akmil 1992. Ali menjabat KSAL sejak 2022, Maruli sejak 2023. Karena tugas Wakil Panglima TNI lebih ke internal, perwira paling senior di antaran tiga kepala staf cenderung berpeluang besar.

Khusus matra lain, artinya keseimbangan. Kecuali Prabowo bikin kejutan, semisal dalih sejarah baru, peluang Ali meneruskan jejak KSAL Widodo dua dekade silam bakal terulang, alias meneruskan (2) Pakem lama. Saat itu, dia menjabat Wakil Panglima TNI di era Presiden BJ Habibie, sebelum akhirnya Panglima TNI di zaman Gus Dur.

Baca juga :  Presiden Prabowo Rombak KKP, Pintu Masuk Kepri Lobi-lobi Gerbang Ekonomi Biru

Sebab, dengan ketentuan UU TNI baru, Ali memenuhi persyaratan, termasuk secara usia. Kalau dalih sejarah baru, KSAU berpeluang. Karena Panglima TNI dan Wakil Panglima TNI telah pernah ada di Tanah Air, di era Presiden Soeharto. Kecuali Laksamana Sudomo dan Laksamana Widodo AS, seluruhnya dari jenderal TNI AD.

Selebihnya, Ali memiliki keunggulan secara (3) Kepentingan geopolitik, yakni dia satu-satunya petinggi militer berkeahlian kapal selam di Tanah Air di tengah rivalitas Negeri Paman Sam dan Tirai Bambu di Asia-Pasifik, khususnya Laut China Selatan.

(*)

UPDATE: Pengayaan Narasi Jejak Rekam KSAL Dan KSAD

Bagikan