angkaberita – Kendati Kepri berpeluang melobi Kemenhub soal pengelolaan lego jangkar, Pemprov agaknya lebih memilih membiarkan potensi Rp 3 triliun per tahun menguap. Saat bersamaan, terdengar rencana ekstrasi pasir laut skema sedimentasi.
Marsetio, Tim Ahli Gubernur Kepri, mendorong Pemprov kembali melobi pengelolaan lego jangkar demi mendongkrak PAD kini kembang kempis tersedot belanja ASN. "Pemprov Kepri enam kali rapat bersama kementerian terkait, tapi lego jangkar tak kunjung berjalan,” sentil Marsetio di Musrenbang Kepri, Selasa.
Enam lokasi lego jangkar sumber duit PAD sebesar Rp 3 triliun per tahun tadi, yakni perairan Pulau Nipah, Pulau Galang, Batu Ampar, Kabil, Berakit, dan Selatan Batam. Meski demikian, Marsetio juga mengungkapkan pekerjaan rumah sebelum menggarap lego jangkar.
Yakni, perairan Batam terutama sebelah utara banyak terpasang pipa gas dan kabel optik, sehingga kapal tak boleh lego jangkar di sana, terutama di utara Batam. Alhasil, meskipun bertarif 6000-8000 dolar AS per hari, kapal lego jangkar di Singapura. “Perairan Singapura, bersih dari pipa dan kabel seperti itu," ungkap Marsetio, pernah Danlantamal Tanjungpinang sebelum promosi KSAL.
Banyak Kabel Laut
Alternatifnya, saran dia, Pemprov menggarap jasa pemandu kapal di Selat Malaka. Sebab, per tahun sekitar 72 ribu kapal wajib pandu melintasi selat sepanjang 51 kilometer tadi, dengan ongkos 6000-8000 dolar AS per kapal. Tapi, duitnya justru banyak masuk ke Malaysia Singapura.
"Sementara Kepri gigit jari tak dapat apa-apa, padahal berada di selatan Selat Malaka," kata Marsetio, seperti antaranews tulis, Selasa. Gubernur Ansar mengaku pengelolaan lego jangkar terkendala kewenangan pemerintahan pusat lewat Kemenhub.
Dia juga mengklaim telah mengerahkan tim penataan jaringan pipa gas dan kabel optik laut. Selebihnya, Pemprov lebih sreg menggarap STS di perairan kelolaan BUP Kepri. Nah, beda dengan lego jangkar, ekstraksi pasir laut lewat skema sedimentasi justru mulai tereksekusi.
Kepri sendiri telah terpetakan kapling pasir lautnya. Di Bintan, persisnya Pulau Numbing, bahkan perusahaan keruk pasir berani bayar kompensasi ke warga. Pasir laut memang identik dengan Kepri, dan potensi duitnya tak kalah dari lego jangkar.
Ketua DPRD Kepri periode lalu, Jumaga Nadeak menyebutnya “rendang dalam lemari” dengan potensi duit per tahun menembus Rp 7 triliun. Pembukaan keran ekspor sedimentasi menjadi kunci pembuka lemari tadi. Kepri bagi Kemenhub memang ladang pengaman setoran PNBP ke APBN, termasuk lewat denda kapal.
(*)