Kisah Kota (4): Kotak Sampah Putih, Cara Jepang Lawan Pornografi Bareng Emak-emak

angkaberita – Namanya shiroposuto, bentuknya seperti kotak pos. Lokasinya di tepian jalan, dan berwarna putih. Tapi, bagi orang Jepang, itu bukan “kotak pos” biasa. Jejak sejarahnya panjang, sejak tahun 1960-an. Mereka mengenalnya sebagai kotak pos anti pornografi. Kenapa?

Iklan Area Batam dan Tanjungpinang

Sebab, seperti theguardian tulis, itu cara Jepang melawan pornografi marak di sana. Berangkat dari keresahan emak-emak di Negeri Sakura, Pemko di sana mendirikan kotak pos tadi di sejumlah jalan protokol. Tapi, bukan di Tokyo, melainkan di Amagasaki.

kotak sampah porno di jepang/foto via theguardian.com

Baru tiga tahun kemudian, Pemko Tokyo mengikuti dengan jumlah jauh lebih banyak. Kotak pos putih tadi merupakan cara pemerintah di Jepang mengeliminasi pornografi dari rumah tangga. Dengan kotak tadi, sekaligus menjadi kotak sampah, warga Jepang pengoleksi material pornografi dapat membuang "sampah" koleksi tanpa perlu ketahuan orang lain.

Baca juga :  COVID-19, Melihat Strategi Bansos di Jakarta dan Batam

Sehingga, tabiat mereka, di mata umum tak ketahuan. Warga biasanya membuang koleksi porno mereka tengah malam khawatir ketahuan orang, termasuk teman, tetangga bahkan keluarga. Kotak tadi merupakan inisiatif kaum emak-emak di sana prihatin dengan booming pornografi di era 60-an.

Kini, jumlah mereka menurun drastis di Jepang. Pengurangan besar-besaran terjadi tahun 1995, setelah peristiwa gas sarin di Jepang. Hanya, tantangan baru mulai bermunculan seiring dengan munculnya teknologi baru menikmati pornografi tanpa jejak fisik, seperti majalah, kaset, VCD dan sejenisnya.

(*)

Bagikan