Lawan Perundungan Anak, Kepri Geber Puspaga Mengajar Ke Sekolah
angkaberita.id - Tujuh bulan terakhir, kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kepri tak kunjung menurun, termasuk kekerasan fisik dan psikis berupa perundungan. Bahkan, Juli kemarin mencatakan kasus tertinggi sejak Januari 2023. Lewat Puspaga Mengajar, Kepri berikhtiar melawan tren kasus sejak hulu persoalan. Berhasilkah?
"Soal perempuan dan anak permasalahan bersama," tegas Sudirman Latief, Konselor Puspaga Kepri, Jumat (11/8/2023). Kelit kelindan persoalannya mengharuskan sinergi lintas pemangku kepentingan. Puspaga Mengajar menurut dia, menjadi satu ikhtiar mengurai kelit kelindan persoalan.
Puspaga Mengajar fokus kasus perundungan anak dan pernikahan usia anak, termasuk di Tanjungpinang. Sebab, meskipun menurun tapi tren kasusnya terus terjadi. Begitu juga dengan perundungan, juga terus terjadi di Kepri. Terbaru, Mendikbud lewat Permendikbud bahkan menegaskan perundungan di sekolah berisiko urusan kepolisian.
Kata Sudirman, dalam sejumlah kasus, perundungan tak jarang berujung kematian. Nah, bersama UPTD PPA Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kepri, mereka menghadirkan Puspaga Mengajar.
Inisiatif tadi, kata dia, ikhtiar preventif ke pelajar SLTA, terutama memberikan pemahaman bahaya perundungan, termasuk di lingkungan sekolah mereka. Bentuknya, konselor dan pendamping dari UPTD PPA, datang mengajar selama jam tertentu di sekolah di Kepri.
Skema awalnya, Puspaga Mengajar sebagai pengisi jam kelas saat guru sekolah berhalangan mengajar. Namun belakangan, sejumlah sekolah justru meminta dan memberikan jam khusus Puspaga Mengajar. Sudirman mengaku telah dua tahun terakhir turun mengajar ke sekolah di Kepri, khususnya di Tanjungpinang dan Batam.
"Selanjutnya lewat Puspaga di daerah masing-masing, kami juga akan ke sekolah-sekolah di daerah," sebut dia menyebut pendirian Puspaga di Lingga. Sekolah menentukan jadwal, dan Puspaga menyediakan tenaga pengajarnya. Hingga akhir tahun 2023, telah tersusun jadwal Puspaga Mengajar.
Tahun 2022, selain Batam juga Tanjungpinang, menyasar SMA dan SMK. Di Tanjungpinang, seluruh SMK dan SMA telah mendapatkan Puspaga Mengajar, di Batam baru sebanyak enam SMA/SMK. Tahun ini, Puspaga Mengajar juga bergeser ke Bintan. Selain sekolah, Puspaga Mengajar juga menyasar kelompok ibu-ibu dan bapak-bapak.
Di sana, bukan hanya soal KDRT, tapi juga mediasi persoalan rumah tangga. "Dalam kasus perceraian, kita tak bisa mengintervensi mereka. Kita hanya berikhtiar. Istilahnya menunda terjadinya perceraian lewat mediasi," tutur Sudirman menceritakan pengalaman dua tahun terakhir Puspaga Mengajar.
(*)