Pemilu Malaysia, Suara Perak Antar Anwar Ibrahim Jadi PM Baru?

anwar ibrahim, calon pm malaysia usungan koalisi pakatan harapan di pemilu, sabtu (19/11/2022)/foto kua chee siong via straitstimes.com

Pemilu Malaysia, Suara Perak Antar Anwar Ibrahim Jadi PM Baru?

angkaberita.id - Meskipun bukan negara bagian dengan jumlah pemilih terdaftar terbesar di Malaysia, hasil Pemilu di Perak ternyata justru bakal menentukan nasib calon perdana menteri di Negeri Semenanjung Melayu ke depan.

Apalagi, dari 24 kursi mereka ke parlemen Malaysia, 17 kursi di antaranya terhitung kursi panas (swing seat). Selain konfigurasi konstituen di sana mencermikan peta demografi di Malaysia, juga sejumlah nama besar calon kuat perdana menteri turun bertarung di negara bagian beribukota di di Ipoh itu.

Seperti Anwar Ibrahim, dari Parti Keadilan Rakyat (PKR) sekaligus pembesar koalisi Pakatan Harapan (PH). Bekas tangan kanan Mahathir Mohamad, PM terlama di Malaysia, bakal bersaing dengan Ahmad Zahid Hamidi, Presiden UMNO sekaligus calon kuat PM koalisi Barisan Nasional (BN).

Namun, pertarungan Anwar sesungguhnya dengan Ahmad Faizal Azumu, Wakil Koalisi Perikatan Nasional (PN) di parlemen Malaysia. Keduanya sama-sama bertarung di Dapil Tambun. Pada Pemilu 2018, Faizal merupakan sekutu Anwar saat menumbangkan dominasi koalisi BN sekaligus mengantar Mahathir menjadi PM tertua.

Saat itu, Faizal berbendera Bersatu, partai besutan Mahathir dan PM Muhyidin Yasin. Bersatu di 2018, berkoalisi dengan PKR dan DAP membentuk PH. Pertarungan Anwar dan Faizal diyakini bakal seru. Bukan hanya keduanya mantan UMNO, tapi juga Perak kental dengan suara pemilih perdesaan.

Baca juga :  Koalisi Perak, Kenapa Anwar (Terpaksa) Jabat Menkeu Malaysia?

Meskipun koalisi PH menguasai 12 dari 24 kursi parlemen Malaysia dari Perak, dengan BN dan PN, masing-masing, menguasai 9 dan 3. Namun suara Perak bukan jaminan akan tetap mengalir ke PH kali ini. Selain menjabat menteri di kabinet PM Ismail Sabri Yaakob sekarang, Faizal juga pernah menteri besar, alias gubernur di Perak.

Selain melawan calon usungan koalisi pemerintah, yakni PN, koalisi PH juga bertarung kandidat dari BN, terutama dari kubu MIC anggota koalisi BN. Sejumlah pembesar MIC, dengan konstituen warga keturunan India di Malaysia, turun bertarung di Perak. Bahkan, Pemilu kali ini menjadi Pemilu hidup mati mereka ke koalisi BN.

Jika kalah, dan dengan sendirinya tak memiliki wakil di Parlemen Malaysia, MIC dipastikan akan kian mengecil pengaruhnya di BN. Koalisi BN beranggotakan MIC dan MCA, dengan UMNO menjadi nakhoda biduk perikatan di parlemen Malaysia. Parpol MCA berafiliasi dengan konstituen warga keturunan China di Malaysia.

Nah, di Perak, jika koalisi BN solid mereka dapat melenggang ke Putrajaya. Hanya, sekarang, bukan saja kandidat MIC berpeluang gagal ke parlemen nasional, tapi juga calon usungan BN dari UMNO bakal mendapat saingan kuat dari PKR. Keduanya mengandalkan pemilih warga Melayu di Malaysia.

Baca juga :  Bukan Anies-Ganjar, Analis: Kunci Koalisi Pilpres 2024 Di PDIP Dan Prabowo?

Komposisi pemilih di Perak, negara bagian dengan jumlah kursi ke parlemen Malaysia terbanyak kedua di semenanjung setelah Johor, yakni 24 dari 222 kursi, juga benar-benar tidak aman bagi seluruh kontestan. Bisa disebut, kursi parlemen di Perak kursi panas seiring Pemilu negara bagian.

Berdasarkan data, dari hampir dua juta pemilih di Perak, 51 persen etnis Malaysia, dan selebihnya etnis China dan India, masing-masing, 34 persen dan 12 persen, beda-beda tipis dengan peta elektoral nasional. Hari ini, Sabtu (19/11/2022), sebanyak 1,4 juta pemilih pemula berusia 18-21 tahun bakal menjadi pembeda hasil pemilu di Malaysia, termasuk di Perak.

Jika Anwar lolos dari hadangan Faizal, dia bukan hanya berpeluang melenggang ke parlemen Malaysia, tapi juga besar kemungkinan menjabat PM baru di Malaysia. Sebab, Perak bukan hanya benteng PKR, tapi juga harapan terakhir PH kembali berkuasa di Putrajaya. Dengan sistem koalisi dan kelindan politik elektoral di Malaysia, kesempatan Anwar masih terbuka!

(*)

Bagikan