Bukan Kepri, Justru Riau Kian Melesat Jadi Lokasi ‘Gunting Pita’ Investor!
angkaberita.id - Curhat Kadin soal Kepri kian nihil "gunting pita" investasi di Tanah Air agaknya bukan isapan jempol. Terbukti, berdasarkan data BKPM, di Sumatera justru Riau melesat permintaan investasinya.
Secara nasional, Riau masuk tiga besar lokasi sebaran investasi di Tanah Air, baik PMA maupun PMDN, setelah Jawa Barat dan DKI Jakarta. Hingga kuartal III tahun 2022, per Oktober, Kementerian Investasi/BPKM mencatat realisasi investasi mencapai Rp 307,8 triliun.
Atau, dibanding tahun lalu, tumbuh 42,1 persen, dengan serapan tenaga kerja sebanyak 325.575 orang. Terbagi realisasi penanaman modal asing (PMA) sebesar Rp 169 triliun, dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) mencapai Rp 138,9 triliun.
Jawa Barat menggeser DKI Jakarta lantaran produktivitas pekerja tinggi, juga Pemda di sana terbilang responsif dan infrastruktur pendukung lengkap dan dekat.
"Ini Jawa Barat paten dalam konteks realisasi investasi," puji Bahlil Lahadalia, Menteri Investasi/Kepala BKPM, seperti dilansir CNN Indonesia, Senin (24/10/2022). Bahlil juga memuji Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Barat. Katanya, Kamil responsif.
Sehingga investor terkesan. Belum lagi, lanjutnya, infrasturktur penunjang, termasuk pasokan energi keperluan industri. Jabar juga peduli dengan energi baru terbarukan (EBT). Meskipun Jawa Barat lokasi incaran insvestor, tapi realisasi luar Jawa lebih besar.
Data sama, kontribusi realisasi investasi di luar Pulau Jawa mencapai Rp 157,1 triliun, atau 52 persen, meningkat 38 persen dibanding periode sama tahun lalu. Sulawesi Tengah dan Riau menjadi pendongkraknya, masing-masing, lima dan tiga besar nasional.
Realisasi investasi di Riau sebesar 10 persen dari total investasi, Jawa Barat 14,6 persen dan DKI Jakarta sebesar 13 persen. Selain empat provinsi tadi, Jawa Timur juga terus bertahan di lima besar langganan investasi di Tanah Air.
Selain kepiawaian Kang Emil, sapaan akrab Gubernur Ridwan Kamil, Jabar melesat berkat inisiatif WJIS 2022, semacam pameran infrasturktur. Tahun 2022 menjadi tahun ke-4 hajatan bertemunya calon investor dan tawaran investasi.
Nah, bedanya tahun ini, WIJS menawarkan banyak proyek EBT dan ketahanan pangan, isu paling seksi di dunia investasi dan industri keuangan. Total 32 proyek ditawarkan ke investor, terdiri 16 proyek EBT, 11 proyek ketahanan pangan, dan lima proyek infrastruktur pemerintah.
Khusus EBT, semisal, tawaran investasinya pengembangan teknologi kendaraan listrik, seperti baterai mobil listrik, proyek hijau di PLTA Wado, listrik matahari mengapung di Waduk Cirata, dan listrik tenaga angin di Sukabumi dan Garut.
Ketahanan pangan, WIJS menawarkan, teknologi bisnis agro dan maritim. Data Pemprov Jabar, setidaknya 130 stakeholders berpartisipasi, termasuk perbankan dan Pemda di luar Jabar. Total proyek ditawarkan Rp 59,64 triliun.
Kondisi Kepri
Di Kepri, tak seperti Jabar dengan inisiatif WIJS, sebagian besar kepala daerah masih belum selesai dengan dirinya sendiri. Terbukti, semisal Pemprov dan Pemko Batam, masih berkutat dengan kerja-kerja fisik seperti penataan kawasan, pelebaran jalan, pembangunan jembatan layang, dan sebagainya.
Kepri juga, untuk sebagian, terlalu mengandalkan "uluran tangan" Singapura, meskipun juga suatu keniscayaan. Seperti listrik hijau dan suplai pangan ke Negeri Singa. Hanya, ikhtiar pertama telah terealisasi, meskipun baru MoU. Sedangkan suplai pangan, Pemprov Kepri agaknya bakal menjadikan andalan ke depan.
Selebihnya, Kepri masih berharap dengan "heyday" pariwisata. Percaya bakal terjadi booming pasca pandemi COVID-19, dengan target pelancong Singapura-Malaysia. Tak heran, bagi sebagian pelaku wisata di Kepri, insentif Ditjen Imigrasi berupa kartu pintar keimigrasian dianggap kurang nendang.
Mereka merindukan rezim pembebasan visa kunjungan masuk, alias visa exemption ratusan negara seperti sebelum era COVID-19. Terakhir, untuk sebagian, masih berharap skenario trickle down effect dari Jembatan Batam-Bintan nantinya, mesipun Kemenkeu menegaskan itu berisiko mangkrak sehingga tak masuk PSN 2023.
Kabar baiknya, Pemprov dan Pemko Batam, dua kuasa APBD dan jatah APBN terbesar di Kepri, meski dengan skenario masing-masing, justru saling melengkapi. Gubernur Ansar menggeber skenario investasi agribisnis-agroindustri memenuhi keinginan Singapura dengan jejaring IPB, dan Walikota Rudi fokus menghidupkan kembali industri galangan kapal di Batam menggandeng jejaring Unhas.
(*)