Lelang Jembatan Babin Molor Dari Jadwal, Tahun 2022 Panbil Group Garap Duluan?
angkaberita.id - Seperti telah diduga, proyek Jembatan Batam-Bintan molor pengerjaannya seiring diundurnya jadwal lelang hingga kuartal I tahun 2022, dengan sendirinya kemungkinan besar pengerjaan baru pertengahan tahun depan berjalan.
Meski molor, banyak pihak berharap proyek senilai hampir Rp 14 triliun, itu selesai Oktober 2024. Bukan hanya molor, skenario pengerjaannya juga berubah dengan swasta lebih dulu menggarap, baru kemudian pemerintah menuntaskan.
"Lelang ada dua, lelang pemerintah dan investasi. Perkiraan kuartal pertama 2022 untuk investasi, dan dukungan pemerintah pada kuartal kedua 2022," ungkap Reni Ahiantini, Direktur Pelaksanaan Pembiayaan Infrastruktur Jalan dan Jembatan Kementerian PUPR, seperti dilansir Antara, Senin (4/10/2021).
Sedianya, seperti ditegaskan Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Eko Djoeli Heripoerwanto, lelang dijadwalkan pada kuartal II 2021. "Jembatan Batam-Bintan sudah lama jadi isu nasional. Jadi penyiapan lelangnya dari update terakhir akan berlangsung di kuartal II 2021," kata dia di depan Komisi V DPR, 31 Maret 2021.
Dengan skema KPBU, pemerintah bakal mendanai 30 persen proyek jembatan tol terpanjang di Tanah Air itu. Pemerintah akan membangun jembatan dari Batam ke Tanjung Sauh, dan pihak ketiga dari Tanjung Sauh ke Bintan. Jika melihat skenario itu, pengerjaan pertama kemungkinan dari Tanjung Sauh ke Bintan, sepenuhnya investor.
Skenario itu, meski masih menunggu, kemungkinan besar sesuai jadwal. Sebab, seperti diakui Reni, dari 17 calon investor 10 di antaranya terhitung serius, dengan bukti mengembalikan Letter of Interest (LoI). Dari 10 itu, Reni mengungkapkan, tiga calon investor merupakan perusahaan dari China. Selebihnya pihak swasta dan BUMN di Tanah Air.
Namun Reni tidak merinci 10 calon investor serius itu. Hanya, jika merujuk calon investor hadir saat market sounding proyek Jembatan Babin pada Maret 2021, pihak swasta nasional hadir Panbil Group. Sedangkan Hutama Karya mewakili BUMN di Tanah Air. Hutama sendiri memang indentik dengan proyek infrastruktur di Tanah Air, termasuk jalan tol di Sumatera.
Hutama Karya juga intens mencari pendanaan, termasuk ke China demi menjawab kebutuhan pembiayaan kerja besar proyek infrastruktur di Tanah Air. Dengan skema KPBU, Hutama Karya agaknya menjadi "tangan" pemerintah di proyek Jembatan Babin, seperti Wijaya Karya di Bandara Hang Nadim.
Panbil Group kemungkinan juga terlibat pendanaan lantaran Tanjung Sauh, untuk sebagian, kepentingan mereka juga berada di lokasi itu. Panbil Group juga bukan pemain properti ecek-ecek. Di Batam, selain hotel skala internasional, mereka juga memiliki kawasan industri. "Yang pasti, nanti akan terlihat saat lelang," kelit Reni di Batam, sembari menambahkan setelah readiness criteria tuntas, lanjut proses lelang.
Penjelasan Reni, untuk sebagian, menjadi jawaban teka-teki Menteri PUPR memanggil mendadak Gubernur Ansar ke Jakarta setelah curhat soal Jembatan Babin ke Presiden Jokowi akhir September lalu, di Batam. Meski molor, pengerjaan Jembatan Babin tetap di tahun 2022, tapi bukan di awal tahun 2022 seperti dijadwalkan sejauh ini.
(*)