Usia Lansia Masih Bekerja, Terbanyak di NTT dan Jawa Barat. Kenapa?
angkaberita.id – Seperti negara Asia lainnya, semisal Jepang, usia pensiun terus beranjak naik seiring bertambahnya usia harapan hidup. Namun dibanding Negeri Matahari Terbit itu, seperti riset OECD, penduduk lansia di tanah air, terutama di kelompok usia 65 tahun ke atas tak mengenal “pensiun” kerja.
Data BPS mengonfirmasinya. Berdasarkan riset Katadata, NTT dan Jawa Barat menjadi dua provinsi dengan persentase tertinggi lansia masih bekerja di usia senjanya berdasarkan masing-masing kategori.
Pada 2018, penduduk lansia di negeri ini sebanyak 24,49 juta jiwa. Jumlah ini setara 9,27 persen keseluruhan penduduk. Sebanyak 49,79 persen, atau sekitar 12,19 juta orang di antaranya masih bekerja.
Dengan perincian berdasarkan kategori status pekerjaan utama, yakni 39,07 persen lansia atau 4,76 juta orang bekerja dengan bantuan buruh. Mayoritas berada di Provinsi Nusa Tenggara Timur, sebanyak 55,04 persen.
Kategori bekerja dengan berusaha sendiri, dengan risiko ekonomi ditanggung sendiri, sebanyak 28,16 persen atau 3,43 juta orang. Kategori ketiga bekerja di keluarga atau tidak dibayar sebanyak 12,26 persen atau 1,49 juta orang.
Kemudian bekerja sebagai buruh atau karyawan sebanyak 10,54 persen atau 1,28 juta. Terakhir, sebagai pekerja bebas sebanyak 9,97 persen atau 1,21 juta orang, kategori ini sebagain besar berasal dari Provinsi Jawa Barat.
Secara global, berdasarkan data Organisasi Kerjasama Pembangunan dan Ekonomi (OECD), Indonesia merupakan negara dengan persentase pekerja usia 65 tahun ke atas terbanyak di dunia, yakni 56 persen.
Hanya Jepang dan Korea Selatan pesaingnya, masing-masing 47,6 persen. Negeri di Asia, seperti ditulis Statista mengutip laporan OECD, masih banyak mempekerjaan orang berusia 65 tahun ke atas. Selain alasan kesehatan demi menjaga kebugaran tubuh, juga akibat kondisi keuangan.
OECD dalam laporannya mengelompokkan usia 65-69 tahun. Dengan kelompok usia sama, kondisi berbeda terjadi Eropa. Begitu usia pensiun dinaikkan sedikit, langsung terjadi protes meluas pekerjanya. Beda dengan orang Asia, mereka relatif tidak mempersoalkan soal usia pensiun kerja. (*)