Revolusi Perkotaan: Dulu Gurun, Rimba dan Laut, Inilah 3 Metropolis Baru Dunia

kaawsan putrajaya, pusat pemerintahan malaysia. berdiri megah di bekas kilang minyak dan perkebunan karet, kawasan ini merupakan satu dari tiga metropolis baru dunia/foto via tripadvisor.com

Revolusi Perkotaan: Dulu Gurun, Rimba dan Laut, Inilah 3 Metropolis Baru Dunia

angkaberita.id -Diperkirakan pada tahun 2050, sebanyak 6,7 miliar penduduk dunia bakal berdiam di perkotaan, atau lebih dari 6 miliar dibanding tahun 1950. Di Afrika, pada tahun 2015 diproyeksikan 6 dari 10 penduduknya bakal berserak di kawasan perkotaan.

Seperti dilansir theguardian, mengutip kajian Universitas McGill di Kanada, lebih dari 100 kota muncul dan berkembang di sekujur Asia dan Afrika sejak awal dekade 2000-an. “Kita tengah berada di tengah demam kota baru,” koar Profesor Sarah Moser, Kepala Laboratorium Penelitian Kota Baru di Universitas McGill.

Asia dan Afrika bakal menjadi medan revolusi perkotaan itu. Gurun, rimba dan laut bakal menjelma menjadi perkotaan baru. Sebut saja “Dubai Baru” di Nigeria, merujuk Dubai di Uni Arab Emirat, bakal dibangun di sepanjang pantai negeri kaya minyak di benua Afrika itu.

Tetangga dekat Batam, Singapura juga masuk radar riset Universita McGill. “Singapura Baru” sebutnya tengah dibangun dekat Selat Johor. Begitu juga dengan Khorgos, yang diikhtiarkan menjadi suatu kota baru di jalur sutra berlokasi di padang stepa antara Kazakhtan dan China.

Arab Saudi tak mau kalah. Lewat kota hijaunya “Neom”, bakal menjadi metropolis baru di Timur Tengah dan bersiap bergandengan tangan dengan Dubai, tetangga sekaligus sekutu dekatnya.

Keduanya bakal menjadi trio metropolis di kawasan teluk seiring rencana pembangunan Kota Masdar di Abu Dhabi, Unia Arab Emirat. Arsitek terkenal Sir Norman Foster menjadi nyawa di baliknya.

Amerika Latin juga tak mau kalah, sejumlah perkotaan baru juga mengintip negara yang identik dengan dua kebudayaan ini, yakni Spanyol dan Portugal sehingga disebut Amerika Latin.

Malaysia menggenapi revolusi perkotaan di dekade mendatang dengan kota robotiknya. Riset Universitas McGill bakal terpapar lengkap dalam publikasi Atlas of New Cities.

Nah, dari banyak metropolis baru dunia itu, tiga metropolis berikut ini menarik dipaparkan lantaran merepresenrasikan revolusinya. Dalam bahasa ringkas: Dari gurun, rimba dan laut menjelma menjadi metropolis dunia!

Kota Ordos, China

sudut kota ordos, metropolis baru di gurun negeri china/foto via oddviser.com

Pejabat di kawasan kaya batubar Mongolia Dalam China mengumumkan rencana bagi satu juta penduduknya suatu kawasan hunian baru. Berlokasi di gurung dan padang sabana selatan Ordos Dongsheng pada 2003.

Enam tahun kemudian, sebagaian kawasan itu menjelma menjadi Ordos Kangbashi, belakangan mirip kota hantu lantaran ketiadaan penduduk yang menghuninya, kendati telah terbangun.

Hanya 30 ribu saja penduduk yang beringsut ke perkotaan baru ini. Laporan pemberitaan sempat memperlihatkan satu kawasan publik seluas lapangan Tiananmen di Beijing, melompong di lokasi hanya nampak deretan apartemen saja.

Kini tanda-tanda kehidupan mengecambah di padang gurun ini. Laporan kantor berita China, Xinhua pada 2017 mengklaim telah ada penduduk di situ sebanyak 153.000 jiwa, dan hampir 5.000 unit usaha berkembang.

Wade Shepard, penulis buku The Ghost Cities in China percaya pada tahun 2023, kota itu bakal memenuhi target terisi penduduknya sebanyak 300.000 jiwa. “Di perkotaan barat (negara eropa dan amerika) perlu 5-10 tahun mengerjakan proyek pembangunan jalur subway. (namun) Ordos Kangbashi sungguh membuat kagum dunia dengan kecepatan pembangunannnya,”katanya.

Putrajaya, Malaysia

masjid raya di kawasan putrajaya, pusat pemerintahan malaysia yang menjadi simbol masa depan/foto via tripadvisor.com

Di akhir tahun 1980-an, Perdana Menteri Mahathir Mohamad mencanangkan rencana pembangunan kawasan pemerintahan terbebas dari kemacetan Kuala Lumpur, ibukota Malaysia.

Mahathir, kini kembali menakhodai Malaysia setelah mengandaskan koalisi Barisan Nasional, memilih kaawsan perkebunan karet sebagai lokasi kota baru itu.

Lokasinya 40 kilometer selatan Kuala Lumpur. Kini dunia mengenalnya sebagai Putrajaya. Metropolis andalan Malaysia ini bergabung ke dalam klub kota yang dibangun khusus menjadi ibukota negara, menggantikan ibukota sebelumnya seperti Canbera di Australia, Islamabad di Pakistan, Abuja di Nigeria dan Washington DC di Amerika Serikat.

Pembangunan konstruksi sipil dimulai pertengahan tahun 1990-an. Putrajaya dikonsep menjdi “Kota Taman Cerdas”: lebih sepertiga arealnya disulap menjadi kawasan hijau, 200 hektare kawasan ladang basah dan 400 hektar sisanya diubah menjadi danau buatan, hebatnya semuanya dalam satu lokasi melingkar dan besar.

Kendati sempat terkendala krisis keuangan Asia pada 1997, pembangunan terus berlanjut dan hasilnya kini Putrajaya telah bergungsi: Hampir seluruh kantor pemerintahan federal Ibarat kucu di jari lentik, Putrajaya menjadikan tangan Malaysia kinclong dan sedap dipandang mata.

Kairo Baru, Mesir

suasana permukiman di metropolis kairo baru di mesir. namun ini bukan kairo baru seperti yang diusulkan presiden mesir saat ini, sebaliknya kairo baru era hosni mubarak/foto via propertyfinder.eg

Kota Kairo Baru, berlokasi 20 mil di timur Kairo sekarang, benih pemikirannya telah disemai sejak akhir tahun 1990-an. Keputusan Presiden Mesir pada tahun 2000 menjadi payung hukumnya.

Rencana awal, kota ini bakal menampung sekurangnya 5 juta penduduk, namun baru ratusan ribu saja yang benar-benar berpindah dan memilih berkarir di Kairo Baru ini.

Namun, perlu dicatat, Kairo Baru ini bukan Kario Baru usulan Presiden Abdel Fattah El Sisi pada tahun 2014. Lokasi kota baru usulan El Sisi masih 20 mili ke timur dari Kairo Baru.

Silakan buka link ini jika ingin mengetahui detail dan visualisasi revolusi perkotaan bertajuk tiga metropolis dunia terbitan khusus harian TheGuardian, Inggris dengan dukungan penuh The Rockefeller Foundation. (*)

Bagikan