angkaberita.id – Kontroversi menghampiri Thailand. Sang Raja, Maha Vajiralongkorn (66) menikahi ajudannya, Suthida dan menjadikannya permaisuri. Ratu Suthida, demikian gelar resmi kebangsawanannya, sendiri merupakan mantan pramugari.
Sontak kabar itu menghebohkan Thailand. Apalagi pengumumannya mendadak hanya sehari sebelum penobatan dirinya sebagai raja melalui lembaran resmi kerajaan. Malam harinya, foto pernikahan keduanya, Rabu (1/4/2019) juga ditayangkan di semua stasiun televisi di Thailand.
Raja Vajiralongkorn dengan gelar Raja Rama X, secara konstitusional resmi menduduki takhta Kerajaan Thailand sepeninggal sang ayah, Raja Bhumibol Adulyadej, pada Oktober 2016 setelah 70 tahun bersinggasana di Negeri Gajah Putih.
Seperti dilansir theguardian.com, Kamis (2/4/2019), penobatan Raja Rama X dijadwalkan secara resmi, Sabtu pecan ini, dihadapan biksu dan bangsawan kerajaan. Pada Minggu, sehar setelah diadakan prosesi semacam kirab kerajaan di Bangkok, ibukota Thailand.
Ratu Suthida sendiri tidak muncuk tiba-tiba. Kemunculannya kali pertama pada tahun 2015, saat Raja Vajiralongkorn menunjuk mantan pramugari maskapai Thai Airways sebagai wakil komandan pengawal pribadinya.
Saat itu, kalangan media asing dan pengamat istana mengkaitkan adanya hubungan istimewa Suthida dengan sang raja di balik penunjukkannya. Namun saat itu, pihak istana membantahnya.
Spekulasi kian menguat setelah belakangan sang raja juga mengangkat Suthida Tidjai, nama lengkapnya sebagai jenderal penuh angkatan darat Thailand pada Desember 2016. Melengkapinya, istana juga memberinya gelar puying atau putri, gelar kebangsawanan dalam tradisi Kerajaan Thailand.
Di antara pejabat yang menghadiri pernikahan sang raja dengan Suchida ialah Jenderal Prayuth Chan-ocha, pemimpin junta militer Thailand dan pemimpin kudeta militer pada 2014. Tamu lainnya ialah keluarga kerajaan dan penasihat istana. Mereka terlihat di foto yang disiarkan ke media.
Vajiralongkorn sendiri merupakan sosok kontroversial. Dia telah menikah dan bercerai sebanyak tiga kali serta memiliki tujuh anak dari pernikahannya itu. Kendati sebagai putra mahkota, dia berhak menggantikan ayahnya duduk di takhta.
Namun penobatan resminya sebagai Raja Thailand baru bisa dilaksanakan setelah berakhirnya masa berkabung nasional yang ditandai dengan kremasi Raja Bhumibol setahun setelah meninggalnya. (*)