angkaberita.id – Kondisi suhu kini sering berubah-ubah dalam waktu cepat, bahkan mendadak berubah menjadi ekstrem.
Kalau ini terjadi, sebaiknya Anda mulau waspada dan mempersiapkan diri, terutama saat berplesiran ke negara lain, dengan kondisi iklim dan cuaca yang berbeda 180 derajat dengan tanah air.
Seperti dilansir laman situs merdeka.com, Rabu (17/4/2019) kondisi cuaca terlalu panas atau dingin di wilayah yang dituju bisa menimbulkan masalah kesehatan seperti serangan jantung.
Dokter spesialis jantung dan pembuluh darah konsultan kardiologi intervensi, Sari Mumpuni mengatakan, suhu ekstrem panas menimbulkan dehidrasi (kekurangan cairan) dan darah kental.
Kondisi tersebut menyebabkan gangguan elektrolit (cairan tubuh) sehingga berdampak pada jantung.
“Dehidrasi mengganggu debaran jantung. Ini akan mengancam jiwa,” kata dokter Sari dalam diskusi “Kasus Gawat Darurat Saat Liburan” di Royal Tulip Gunung Geulis Resor, Bogor, Jawa Barat.
Sementara, cuaca panas juga terkadang membuat pembuluh darah melebar. Hal tersebut perlu diwaspadai pasien hipertensi. Bila pasien hipertensi mengalami dehidrasi, maka akan berujung syok.
Syok membuat jantung berhenti memasok aliran darah ke jantung. Ini karena aliran darah pada pembuluh arteri tersumbat. Jantung pun berhenti memompa aliran darah.
Ketika berada di daerah bercuaca dingin, tubuh secara otomatis akan meningkatkan tekanan darah. Hal itu demi menjaga keseimbangan panas tubuh.
Yang perlu diperhatikan, semakin rendah suhu dingin, maka tekanan darah semakin naik. Risiko serangan jantung pun mengintai karena pembuluh darah semakin menyempit.
“Makanya hati-hati buat orang yang suka naik ke ketinggian (naik gunung). Ketinggian 4.000 meter di atas permukaan laut tidak disarankan naik untuk oranh yang hipertensi. Tekanan darah juga akan naik,” tandas Sari. (liputan6.com)