Fakta Dunia: 70 Persen Pengacara di Aljazair Kaum Wanita, Hakim 60 Persen
angkaberita.id – Siapa tak kenal Real Madrid, klub sepakbola langganan juara Liga Champions asal Spanyol. Kini klub bermarkas di Santiagi Bernabeau itu dilatih Zinedine Zidane.
Nah, Zizou sapaan akrab legenda hidup Timnas Prancis, itu leluhurnya berasal dari Aljazair. Seperti banyak negara Afrika lainnya, Aljazair dulunya merupakan bekas jajahan Prancis.
Selain bahasa Arab, bahasa Prancis juga digunakan dalam keseharian di negara Afrika Utara itu. Berdasarkan riset worldatlas.com, Aljazair merupakan negara terluas di Afrika Utara.
Tak hanya luas, Algiers ibukota negara juga paling padat di Aljazair. Terdapat lebih dari 40 juta jiwa berdiam di ibukota. Aljazair juga dikenal sebagai negara terluas di Afrika, mencakup wilayah seluas 2.381.741 kilometer persegi.
Penduduk aslinya ialah bangsa Berbers. Cadangan minyaknya terbesar ke-16 di dunia, sedangkan gas alamnya ke-9 terbesar di dunia. Tak heran, Sonatrach perusahaan minyak Aljazair merupakan perusahaan minyak terbesar di benua Afrika.
Berkat minyak bumi, pendapatan sebagian dimanfaatkan memperkuat anggaran pertahanan, dan merupakan tertinggi jumlahnya di Afrika. Begitupun dengan angkatan bersenjatanya termasuk terbesar di benua Hitam.
Sejarah mencatat, Kekalifahan Umayah pernah berkuasa di jazirah Aljazair, dan pada pertengah abad ke-7 memperkenalkan Islam ke pedalaman Aljazair sekarang.
Pada tahun 1620-1621, wabah sampar melanda ibukota Agiers, sedikitnya 30.000-50.000 jiwa penduduknya melayang menjadi korban penyakit mematikan itu.
Sejarah juga mencatat, Aljazair memiliki rasio perempuan terbanyak berkarir di bidang penegakan hukum. Sekadar gambaran, sekitar 70 persen pengacara di sini berjenis kelamin wanita, begitu juga dengan hakim-hakimnya sekitar 60 persen kaum wanita.
Lebih dari 11,2 juta warga Aljazair mampu membaca dan menulis dalam bahasa Prancis, dan Ahlam Mosteghanemi merupakan sastrawan perempuan paling sukses di jazirah Arab, asli dari Negeri Aljazair.
Pada tahun 1957, negeri ini juga menjadi saksi bisu lahirnya penerima nobel satra asal Prancis, Albert Camus. Sastrawan dan filsuf nyentrik ini lahir di Aljazair. (*)
