angkaberita – Setelah adik Presiden Prabowo, melalui Arsari Group, menggarap Blok Duyung, blok migas Natuna langsung laris manis. Terbaru, Prime Energy mencaplok Blok Tuna lewat akuisisi PI konsesi Harbour Energy senilai Rp 3,56 triliun.
Prime Energi lewat afiliasinya selama ini menjadi langganan PT Pertamina (Persero). Seperti BloombergTechnoz tulis, Prime Group International telah mengikat kesepakatan jual beli (SPA) mengakuisisi hak partisiasp Harbour Energy di Blok Natuna dan Natuna Sea Block A.
Nilai transaksi mencapai 215 juta dolar AS, dengan asumsi kurs Rp 16.600 per dolar AS, setara Rp 3,56 triliun. Kini, transaksi itu tinggal menunggu persetujuan pemerintah. Harbour Energy menargetkan divestasi rampung kuartal II tahun 2026.
Prime Group merupakan perusahaan sektor migas terintegrasi di Tanah Air. Perusahaan sepenuhnya dimiliku Tony Antonius, taipan migas merintis bisnis dari produksi elpiji, mengembangkan dan produksi migas di banyak wilayah Indonesia.
Langganan Pertamina
Dari laman resminya, Tony pertama kali terjun ke bisnis migas lewat pabrikan elpiji di Sumut. Secara bertahap, dia memperluas usahanya ke sektor hulu lewat Prime Group. Saat ini, Tony menjabat Preskom Tri Wahana Universal.
Perusahaan kelolaannya merupakan perusahaan swasta pertama menggarap penyulingan migas di Tanah Air, termausk mengolah minyak mentah produksi ExxonMobil Cepu Limited. Produksi turunannya seperti High Speed Diesel (HSD).
Kemudian Straight Run Gasoline (SRG)/Light Naphtha, High Vacuum Gasoil (HVGO), dan Vacuum Tower Bottom (VTB). Nah, pembeli utana HSD usaha kelolaannya ialah Pertamina (Persero) beserta afiliasinya sekaligus menjadi langganan. Produk lainnya dipasarkan ke pembeli domestik dan internasional. Lewat Prime Group, Tony memiliki 25 persen PI South Natuna Sea Block B di Kepri.
(*)











