angkaberita – Setelah Adi Prihantara menjadi widyaiswara, Gubernur Ansar akhirnya mempercayakan orkestrasi pembahasan APBD 2026 dengan DPRD Kepri kepada Luki Zaiman Prawira. Rabu (5/11/2025), Ansar melantik dia menjadi Penjabat Sekdaprov Kepri.
Kemana Abdullah dan Hasan? Selain APBD, termasuk berunding pembiayaan Tugu Bahasa di Penyengat, Gubernur Ansar juga menugaskan Luki mempersiapkan proses pengisian Sekdaprov Kepri definitif selama tiga bulan ke depan.
Proses pengisiannya, Gubernur Ansar tengah menimbang dua opsi. Yakni, skema manajemen talenta atau melalui lelang terbuka. Kepada media, Luki menegaskan tak akan menjadi kandidat. Penunjukkan Luki, Asisten II Setdaprov Kepri, seperti mengamini pernyataan Wagub Nyanyang.
Kepada media, dia sempat berujar “kejutan” Penjabat Sekdaprov. Sebab, nama Abdullah Kepala Bapenda paling santer ke situ. Selain Dullah, sapaan akrab Abdullah, nama Kadispar Hasan juga disebut-sebut. Tapi, belakangan hanya nama Dullah terus mencuat. Hasan meredup.
Kenapa? Kecuali Gubernur Ansar, publik hanya dapat menebak-nebak saja. Sebab, merujuk UU ASN, kepala daerah sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian (PPK) menjadi pintu akhir penentu Sekdaprov definitif.
Lelang Jabatan?
Kecuali Gubernur Ansar resmi memilih lelang jabatan menentukan Sekdaprov definitif, publik akan berpegang ke pernyataan Kepala BKD Kepri, Yeny Trisia Isabella. Yakni, pengisian lewat manajemen talenta alias talent pool. Nah, kabar beredar, Dullah berpeluang kuat dengan skenario itu.
Skenario lainnya, tentu saja, lelang jabatan. Di Batam, Wako Amsakar memilih skenario itu. Hasilnya, Pj Sekda Batam Firmansyah berlanjut menjadi Sekda definitif. Tapi, dengan Luki menutup peluang dirinya, Abdullah dan Hasan kembali berpeluang.
Begitu juga dengan nama lainnya, termasuk Aries Fhariandi Kepala Baperenlitbang. Bedanya, tidak seperti lelang jabatan Sekdaprov Kepri tahun 2022, kali ini Wagub Nyanyang memiliki andil kuat menentukan peta persaingan nantinya. Apalagi, pengisian bersamaan dengan pembahasan APBD 2026 dan rencana perombakan kabinet Ansar-Nyanyang jilid II. Pada titik itu, Luki merupakan kompromi terbaik.
(*)











