angkaberita - Setelah terakhir tahun 2019, mimpi Gubernur Ansar menyaksikan pesawat carter dari Tiongkok pembawa wisman atau jet pribadi investor dari Singapura mendarat di Bandara Raja Haji Fisabilillah Tanjungpinang bakal terkabul. Sejumlah pekerjaan rumah tetap menghantui industri plesiran Kepri, seperti duit pariwisata Rp 17 triliun.
Bukan hanya itu, Kepri bersama Sumut menjadi provinsi dengan dua bandara internasional sekaligus di Sumatera. Kemungkinan itu menyusul keputusan Menhub menetaplan 40 bandara di Tanah Air berstatus internasional, termasuk 3 bandara khusus.
Serta satu bandara kelolaan Pemda. Khusus bandara kelolaan Pemda lewat UPTD berdasarkan Kepmenhub No. 38/2025. Dirjen Perhubungan Udara, Lukma F Laisa menyatakan penetapan tadi tetap merujuk ICAO, alias Organisasi Penerbangan Sipil Internasional sekaligus langkah strategis bagi penerbangan global. Status bandara internasional tidak mudah. Sebab harus menyiapkan CIQ.
“(Sebelum) dapat melayani penerbangan langsung dari dan keluar negeri,” jelas Lukman, seperti detikcom tulis, Senin (11/8/2025). Selain memperkuat konektivitas udara dan mempermudah arus perdagang, juga mendongkrak pariwisata dan pemerataan layanan penerbangan internasional.
Sebanyak 13 Pemprov dan penyelenggaran bandara wajib melengkapi dokumen persyaratan, termasuk surat pertimbangan Menhan, dan kementerian terkait kepabeanan, keimigrasian dan kekarantinaan (CIQ), paling lambat enam bulan sejak terbit Kepmenhub.
Ditjen Perhubungan Undara akan mengevaluasi bandara tadi setiap dua tahun, termasuk kinerja mereka. Keputusan tadi setelah Presiden Prabowo memerintahkan Kemenhub RI jor-joran membuka pelabuhan dan bandara internasional demi investasi dan pariwisata.
Data BPS terakhir, pariwisata berandil mendongkrak pertumbuan ekonomi nasional kuartal II tahun 2025 tembus 5 persen lebih, di luar perkiraan ekonom dan analis sekaligus berujuk kontroversi. Di Tanah Air, setelah Bali dan Jakarta, Kepri merupakan andalan arus pariwisata, terutama pintu laut, skema border tourism ala Sijori.
Wisman Tiongkok bersama Korsel dan India menjadi bidikan pariwisata Kepri. Bahkan, setelah Batam, Kepri terus mendorong kebijakan autogate di pintu keimigrasian pelabuhan di sekujur Bumi Segantang Lada. Bintan, lewat investor pariwisata, bahkan telah turun menggarap pasar India.
(*)