Trump Ngamuk Ke Ekspor Batam, PM Singapura Ketar-ketir

angkaberita – Langkah sepihak Donald Trump, Presiden Amerika Serikat, mengenakan tarif dagang ke Indonesia, termasuk Batam, membuat PM Singapura ketar-ketir. Bahkan, dia berpesan kepada warga mereka bersiap diri menghadapi kondisi tak terduga.

Pesan Wong menyusul kemungkinan perang dagang besar-besaran, terutama Amerika Serikat-China. Dia menegaskan, kini dunia memasuki fase baru. Fase, sebut dia, lebih sewenang-wenang, proteksionis dan berbahaya. Kepada China, Trump pakai dalih opioid sebagai "pengganti" kondisi tekor dagang.

"Selama beberapa dekade, AS merupakan landasan bagi ekonomi pasar bebas dunia," kata dia, seperti CNBC Indonesia tulis mengutip akun Instagram Wong, kemarin. Terakhir, dia berkesimpulan, "Jika negara lain mengadopsi pendekatan seperti AS- meninggalkan WTO,” sebut dia.

“Dan, berdagang hanya dengan ketentuan mereka sukai, itu akan menimbulkan masalah bagi semua negara, terutama negara-negara kecil seperti Singapura," tegas dia. Lewat skema perdagangan bebas sejak 75 tahun terakhir, Singapura merasakan madu rezim perdagangan global tadi.

Baca juga :  Demi Natuna, Cen Desak Menhub Turun Tangan Soal Status Bandara Ranai

Mereka menjadi hub perdagangan, meskipun tak punya sumber daya alam. Kini, dengan langkah sepihak Trump mengabaikan WTO dan norma perdagangan dunia, dengan jurus resiprokal. Ujungnya, untuk sebagian, Singapura berisiko terdesak dan akhirnya terdepak.

Kadin Kepri Was-was Badai PHK 

Trump mengenakan tarif dagang sebesar 32 persen ke Indonesia lantaran selalu defisit, terutama mengimpor lebih banyak di tiga komoditas termasuk mesin dan peralatan elektrik. Seperti detikcom tulis mengutip laporan BPS, Jumat pekan lalu, surplus perdagangan RI ke Amerika Serikat terbantu ekspor itu.

Per Februari, surplus sebesar 1,57 miliar dolar AS. Ekspor ke Amerika Serikat mencapai 11,26 persen. Tujuan ekspor utama tetap ke Tiongkok, sebesar 20,60 persen dari total volume perdagangan ke luar negeri. Penyumbang surplus dari mesin dan perlengkapan elektrik sebesar 291,1 juta dolar AS, termasuk lewat Batam.

Baca juga :  KEK Kesehatan Batam, Mayapada Group Bakal Masuk?

BP Batam bersiap diri, dengan melobi lewat pemerintah pusat, dengan merilis lima jurus menghadapi amukan Trump tadi. Sebab, sekitar 25 persen volume ekspor Batam memang ke Amerika Serikat. Satu di antaranya kemudahan investasi data center lewat KEK Nongsa ke pemodal Amerika Serikat. Di sana, pemodal Singapura merupakan investor terbesar. Negeri Singa juga investor terbesar di Kepri.

Singapura juga menjadi investor terbesar di Tanah Air, khususnya di Batam. Kadin Kepri, seperti diungkapkan Ahmad Makruf, juga mengungkapkan badai PHK di sektor terimbas pengenaan tarif dagang. Data Kemenaker, Kepri menjadi provinsi kedua di Sumatera dengan jumlah PHK terbanyak per Februari 2025.

(*)

Bagikan