angkaberita – Kemenpar bergerak cepat menyiasati efisiensi APBN 2025. Selain menggeber tiga pariwisata prioritas di dalam negeri, Menpar juga menjadikan Dubes RI di luar negeri sebagai “sales” pariwisata ke Tanah Air. Kemenpar sendiri bersiap mengoptimalkan anggaran tersedia.
"Kami juga sosialisasi kepada duta besar-duta besar akan berangkat ke luar negeri, mereka bisa menjadi agen promosi pariwisata. Jadi, kolaborasi tersebut kami akan tingkatkan," kata Menpar, Widiyanti Putri, sepertu Antara tulis, kemarin. Menpar menegaskan efisiensi anggaran tak menghambat pencapaian target Kemenpar.
Kemenpar, lanjut dia, akan mengefektifkan eksekusi program prioritas berkolaborasi dengan Kementerian/Lembaga (K/L), Pemda, BUMN dan sektor swasta. Kepada investor, Menpar juga merayu mereka berinvestasi ke Sembilan KEK Pariwisata dan tiga Badan Otorita Pariwisata. Dia juga menyemangati jajaran Kemenpar, termasuk di daerah tetap berkarya di tengah efisiensi.
Saat ini, Kemenpar mengoptimalkan Gerakan Wisata Bersih, Tourism 5.0, dan Desa Wisata. Terpisah, Deputi Bidang Industri Dan Investasi Kemenpar, Rizki Handayani mengungkapkan mereka berikhtiar mengembangkan segmen pariwisata baru demi membantu industry perhotelan dan restoran seiring efisiensi anggaran. Kata dia, pariwisata dan industi turunannya tak dapat terus menerus bergantung ke belanja pemerintah.
Perlu sumber-sumber baru di luar APBN dan APBD. Terbaru, Kemenpar tengah mematangkan pengembangan tiga segmen wisata baru, seperti wisata kebugaran (wellness), wisata bahari, dan wisata perjalanan kuliner ke daerah (gastronomi) alias urusan perut. Segmen wellness, kata dia, bukan sebatas spa, tapi juga rekreasi berendam air panas atau yoga.
Segmen wisata bahari seperti boating, diving dan yachting. "Indonesia sebenarnya sudah ada segmen-segmen wisata tersebut, tapi belum diperbesar dan dikemas dengan lebih baik," sebut Rizki di Munas PHRI 2025, pekan lalu.Ketua PHRI, Hariyadi Sukamdani menyampaikan kalangan industri perhotelan siap menyukseskan ikhtiar Kemenpar tadi.
Bahkan, sudah banyak hotel di Indonesia menyediakan fasilitas keperluan segmen wisata wellness, bahari dan gastronomi tadi. "Jadi, untuk investasi, kami tidak perlu mulai dari nol lagi,” kata dia. Di Kepri, Wamenpar Ni Luh jauh hari telah mengajak pengelola Lagoi berkolaborasi. Efisiensi anggaran, di mata Asita Tanjungpinang-Bintan, akan berimbas ke pelancong domestik. Sedangkan wisman ke Kepri terbentur ongkos feri mahal.
(*)