angkaberita.id - Agar Gubernur Ansar hadir, peringatan Hari Anak Nasional di Kepri pada 31 Juli mundur menjadi 2 Agustus. Kabar baiknya, perubahan jadwal tadi tak mengurangi antusiasme persiapannya. Bahkan, kalangan anak tergabung di Forum Anak se-Kepri telah menyiapkan kejutan.
Selain deklarasi anti kekerasan anak, pekerja anak, perkawinan anak dan stunting, mereka dikabarkan juga menyiapkan pesan khusus kepada Gubernur Ansar, berupa "Suara Anak". Pesan tadi merupakan tradisi peringatan serupa di level nasional. Bentuknya dapat beragam.
"Pak Gubernur hadir," kata Andi Kurniawan, Kabid Pemenuhan Hak Anak Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Kepri, Rabu (31/7/2024). Dia tak menampik pengunduran jadwal demi memastikan Gubernur Ansar hadir di SMAN 4, lokasi peringatan.
Peringatan Hari Anak Nasional kali ini bersamaan dengan kabar Pemprov lewat Dinas Pendidikan Kepri berencana menggabungkan SMAN 1 dengan SMAN 3 Tanjungpinang. Keduanya, saat PPDB 2024, seperti langit dan bumi. SMAN 1 kelabakan menampung calon peserta didik. SMAN 3 sepi pendaftar.
Kalangan anak di Kepri curhat dengan rencana tadi. Sebab, menurut alumnus SMAN 3 Tanjungpinang, rentan memicu perundungan di sekolah. Kalangan pegiat anak sepakat. Penggabungan juga berisiko melahirkan olok-olok berupa "kasta" peserta didik. Selebihnya, rencana tadi bersamaan dengan situasi sekolah di Kepri merupakan tiga besar tempat paling tak aman bagi anak-anak dari kekerasan, termasuk perundungan.
Stunting Melejit
Data Puspaga Kepri, seperti diungkapkan Sudirman Latief Konselor di sana, sekolah menjadi lokasi rentan perundungan setelah rumah dan tempat umum terhadap anak. Kemudian, khusus stunting, Kepri juga tengah menjadi perhatian nasional lantaran kalah dari Jambi di Sumatera.
Setelah tahun lalu terendah kasus stunting, Kepri tahun ini justru naik kasusnya. Padahal, tahun 2023, Gubernur Ansar dengan percaya diri di depan Wapres KH Makruf Amin saat ke Pulau Penyengat berjanji stunting Kepri turun. Stunting merupakan satu dari sekian pekerjaan rumah mengelola tantangan bonus demografi, termasuk di Kepri, demi menuju Indonesia Emas 2045.
(*)