Enam Bulan Kadispar Kepri Dirangkap, Pelaku Wisata: Plt Bisa Apa?

edi sutrisno (kiri), direktur eksekutif batam tourism board dan irvinder singh agensi turis singapura/foto via kepriglobal.com

Enam Bulan Kadispar Kepri Dirangkap, Pelaku Wisata: Plt Bisa Apa?

angkaberita.id - Kalangan pelaku pariwisata di Kepri skeptis dengan kebijakan pariwisata di tangan Gubernur Ansar. Selain mengklaim kehilangan waktu hampir setengah tahun membangkitkan pariwisata, mereka juga tak bisa apa-apa dengan Kadispar berstatus Plt.

"Tiga kali Kadispar Plt, kami kehilangan waktu banyak," kritik Edi Sutrisno, Direktur Eksekutif Batam Tourism Board, mengomentari rencana lelang jabatan Kadispar Kepri. Seharusnya waktu setengah tahun terakhir banyak dilakukan kalangan pariwisata di Kepri bersinergi membangkitkan pariwisata di Bumi Segantang Lada.

Tapi, kata Edi, karena Kadispar berstatus Plt akhirnya tak banyak dapat diperbuat. Sebab Plt tak dapat memutuskan kebijakan strategis. Sementara andil Pemprov krusial bagi kepentingan strategis tadi, termasuk pendanaan ikhtiar kepariwisataan. Ironisnya, Pemprov percaya diri mengklaim pariwisata penopang ekonomi Kepri.

Seperti diketahui, sejak Kadispar Buralimar pensiun, Gubernur Ansar lebih memilih Dispar dirangkap pejabat Pemprov. Telah tiga kali Kadispar berganti Plt, sekali Heri Mokhrizal kini Kepala Baskebangpol, dulu Asisten I Setdaprov, dan dua kali Luki Zaiman, Asisten II Setdaprov.

Bahkan, penunjukkan Heri sempat mengundang kasak kusuk internal. Edi mengkritik Gubernur Ansar kebijakan Plt Kadispar. "Tidak antisipatif," sebut Edi. Sebab, dengan pensiunnya Buralimar, Gubernur Ansar seharusnya telah mempersiapkan calon penggantinya.

Kebijakan tadi, sebut Edi, tidak produktif bagi ikhtiar menggairahkan pariwisata di Kepri. Sebab, Kepri banyak kehilangan waktu dan peluang, terutama berkolaborasi dengan Singapura sebagai hub pariwisata (tourism hub) internasional. Dengan 16 juta pelancong keluar masuk lewat Singapura ke berbagai destinasi di dunia, termasuk Indonesia, Kepri seharusnya dapat memanfaatkan kondisi itu.

Kedekatan dengan Singapura tak boleh terus menerus dijadikan berkah (given) pariwisata. "Kalau 10 persen saja, Kepri dapat mengambilnya, pariwisata bakal pulih cepat," beber Edi, praktisi pariwisata berpengalaman di Batam. Namun, dengan Kadispar Plt langkah menjadi terbatas, gerak tak lagi lincah.

Karenanya, Edi mengaku tak ambil peduli dengan Kadispar Kepri hasil lelang jabatan nantinya. Terpenting, dia dapat memulihkan kepariwisataan Kepri. Selain itu, dia juga harus figur mengerti karakteristik pariwisata di Kepri. "(Selebihnya) dia harus terbiasa berpikir out of the box," pesan Edi.

Kalangan pelaku wisata, sebut dia, lelah menunggu dengan tak antisipasifnya kebijakan parwisata Gubernur Ansar. Sejak enam bulan terakhir, Gubernur Ansar terbilang "menakhodai" sendiri Dispar Kepri. Hasilnya memang ada, pemerintah melalui Kemenkumham memang jor-joran ke Kepri, termasuk menjadikannya daerah rintisan kebijakan.

Hanya, untuk sebagian, terdapat juga sebagian lobi Gubernur Ansar tak bergayung sambut, termasuk soal peniadaan syarat visa kunjungan kedatangan, dan terakhir penurunan PNBP tarif kunjungan kedatangan ke Dirjen Imigrasi. Namun molornya Kadispar Kepri sepeninggal Buralimar diyakini karena Ansar tengah menunggu Kadispar pilihan dia.

"Lelang baru belakangan, mungkin memberi kesempatan calonnya mempersiapkan diri," kata Robbi Patria, Analis Politik di Kepri, kemarin. Sebab, lelang jabatan penentu akhir seleksi kepala daerah (KDH). Pendeknya, lelang jabatan sejatinya keputusan politik. Dia lantas menyodorkan satu nama sebagai keping penjawab skenario tadi.

Terpisah, mantan pejabat teras Pemprov Kepri menyebut sejumlah nama berpeluang menduduki kursi Kadispar, termasuk Luki Zaiman dan Guntur Sakti. Keduanya memiliki kapasitas dengan bekal pengalaman, jejaring dan kemampuan intelektual mereka. Siapapun mereka nantinya, Edi mengaku pelaku pariwisata menginginkan Kepri ke depan tiada lagi Plt Kadispar.

(*)

Bagikan