Data 200 Juta Penduduk Terancam Hilang, Untung Ada Server Di Batam!
angkaberita.id - Lantaran server di Disduk usang, Kemendagri tak menampik 200 juta data penduduk di Tanah Air terancam hilang. Informasi mengejutkan tadi mengonfirmasi temuan anggota DPR dari PKB, Luqman Hakim di Komisi II.
Kemendagri mengatakan, kondisi tadi lantaran perangkat keras di Disduk rerata telah berusia di atas 10 tahun, sehingga masa garansi telah habis dan suku cadang tak diproduksi lagi. Sedangkan banyak Disduk belum meremajakan perangkat akibat tiada anggaran.
"Ada ratusan server untuk perekaman KTP-el dan penunggalan data perekaman harus diremajakan. Sedangkan untuk storage saat ini memiliki kapasitas untuk backup data mencukupi dan berjalan dengan baik, aman datanya," beber Zudan Arif Fakhrulloh, Dirjen Dukcapil Kemendagri, seperti dilansir merdeka.com, Sabtu (16/4/2022).
Kendati banyak server usang, Zudan memastikan kemanan dan ketesediaan data kependudukan. Sebab, Ditjen Dukcapil melakukan backup secara rutin di pusat data cadangan berlokasi di Batam dan pada tape backup, sehingga data terjaga ketersediaannya.
Dia menambahkan, menjaga keamanan data, telah dipasang firewall jaringan, web application firewall, menggunakan https untuk web security aplikasi, menggunakan jaringan tertutup. Pihaknya juga bekerja sama dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN), juga menerbitkan Permendagri No. 57/2021 sebagai mekanisme antisipasi, serta mengenakan biaya akses data NIK sebesar Rp 1000.
Saat ini, jumlah penduduk di Tanah Air terekam sebanyak 273,8 juta. Semua terdata lengkapa dalam database. Pada 205, hanya 30 lembaga memanfaatkan data Dukcapil, kini sudah 5.10 lembaga. Akibatnya, beban pelayanan Adminduk dan pemanfaatan data bertambah. Pelayanan tadi, selama ini memaksimakan Sistem Informasi Administrasi Kependudukan (SIAK) terpusat.
(*)