Kontroversi Soeharto di SU 1 Maret, Justru Mahfud MD-Fadli Zon Perang Mulut!

panglima besar jenderal sudirman saat serangan umum 1 maret 1949/foto via minews.id

Kontroversi Soeharto di SU 1 Maret, Justru Mahfud MD-Fadli Zon Perang Mulut!

angkaberita.id – Mahfud MD dan Fadli Zon, penyokong dan oposan Jokowi-Makruf, sibuk perang mulut gegara urusan nama Soeharto di Keppres No. 2/2021 soal 1 Maret Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Dulu dikenal sebagai Serangan Umum 1 Maret, alias enam jam di Yogya.

Seperti ditulis detikcom, mengutip laman Setneg RI, Keppres tadi diterbitkan Presiden Jokowi mengatur Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Pada diktum kesatu dan kedua di Keppres, dinyatakan Hari Penegakan Kedaulatan Negara pada 1 Maret bukan hari libur, dan pada poin c pertimbangan Keppres terdapat pembahasan sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949. Nah, di poin ini tak tercantum nama Soeharto.

Sebaliknya, terdapat sejumlah nama besar lainnya. Intinya, tidak terdapat penonjolan peran Soeharto sebagaimana era Orba dulu. “Bahwa peristiwa Serangan Umum I Maret 1949 digagas Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diperintahkan Panglima Besar Jenderal Soedirman serta disetujui dan digerakkan Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta,” bunyi penjelasan poin c itu.

Lebih lanjut, tertulis: “Dan didukung Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, laskar-laskar perjuangan rakyat, dan segenap komponen bangsa Indonesia lainnya, merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang mampu menegakkan kembali eksistensi dan kedaulatan Negara Indonesia di dunia internasional serta telah berhasil menyatukan kembali kesadaran dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia.”

Kontan, begitu terbit, Keppres langsung mengundang polemik. Menko Polhukam Mahfud Md menyatakan Keppres tak menghilangkan nama Soeharto dari sejarah SU 1 Maret 1949. Keppres disebutnya, juga bukan buku sejarah. “Tapi penetapan atas 1 titik krusial sejarah,” cuit Mahfud dalam akun Twitter-nya @mohmahfudmd, Kamis (3/3/2022).

Bahkan, menurut Mahfud, nama Soeharto tercantun dalam naskah akademik Keppres tadi. Fadli Zon, anggota Komisi I DPR dari Gerindra tak sepakat. Dia bahkan menilai cuitan Menko Polhukam Mahfud Md soal Serangan Umum 1 Maret 1949 keliru. Fadli meminta Mahfud tak membelokkan peristiwa sejarah Serangan Umum 1 Maret 1949.

Hal itu diungkapkan Fadli Zon di akun Twitter-nya, seperti dilihat, Kamis (3/3/2022). Fadli Zon langsung merespon cuitan Mahfud. “Keliru Pak @mohmahfudmd. Dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, Sukarno dan Hatta masih dalam tawanan di Menumbing,” kata Fadli Zon. Cuitan Fadli Zon telah disesuaikan dengan ejaan berlaku.

Sejarawan UGM sekaligus tenaga ahli penyusun naskah akademik, Sri Margana justru mempertanyakan alasan nama Soeharto harus ada dalam Keppres tadi. Menurutnya, langkah pemerintah dan Mahfud MD memberikan penjelasan sudah tepat.

Dia menegaskan, ada ribuan pelaku sejarah dalam SU 1 Maret 1949. Ratusan pemimpin tercatat dalam peristiwa enam jam di Yogya sekaligus menjadi titik balik diplomasi NKRI di pentas PBB, tak terkecuali Soeharto. Sehingga kontribusi mereka disebut sesuai dengan porsi masing-masing.

“Tidak ada satu tokoh pun dalam sejarah yang memiliki peran penting dalam peristiwa-peristiwa itu yang dihapuskan, termasuk Letkol Suharto. Naskah ini justru menempatkan tokoh-tokoh penting dalam historiografi di masa lalu dihilangkan atau direduksi perannya,” beber Margana sembari menyebut, nama Soeharto disebut 48 kali dalam naskah akademik pertimbangan Keppres. Dia menegaskan, Keppres bukan historiografi. Keppres disusun dengan bahasa administratif.

(*)

Catatan: Sebagian Infografis Courtesy By Katadata

Bagikan