Laris Di Sumatera, Kenapa Petai ‘Nyaman’ Di Tanah Jawa?

petai lalapan khas menu makanan di jawa dan sumatera/foto via liputan6.com

Laris Di Sumatera, Kenapa Petai ‘Nyaman’ Di Tanah Jawa?

angkaberita.id – “Tetibe ingin udang sambel petai,” tulis seorang ibu hamil di status WA. Sambal petai di Tanjungpinang, merupakan menu favorit, termasuk di saat hajatan. Meski populer di Bumi Gurindam, namun Kepri dan Sumatera bukanlah daerah produsen petai.

Justru Jawa Timur dan Jawa Tengah, nun jauh di belahan timur Sumatera, produsen terbesar tanaman dengan banyak kandungan vitamin dan biasa disajikan sebagai lalapan. Selain vitamin A, B1, B2, zat besi, dan antioksidan, petai seperti cabai juga merupakan appetizer alias penggugah selera makan.

Nah, berdasarkan data BPS seperti dikutip Katadata, produksi petai Tanah Air tercatat sebanyak 350,6 ribu ton pada 2020, atau meningkat 13,07 persen dibanding produksesi tahun 2019, sebanyak 310,1 ribu ton. Jawa Timur penyuplai terbesar yakni 92,4 ribu ton atau 26,36 persen.

Nah, di Sumatera, Sumut dan Sumbar menjadi kontributor terbesar petai, masing-masing, 20,05 ribu ton, setara 5,71 persen, dan 19,4 ribu ton, setara 5,54 persen. Di sejumlah daerah, terutama Jawa, harga petai terbilang terjangkau, berkisar Rp 500-Rp 1.000 per buah. Jika sedang tidak musim, sepapan petai dijual Rp 2.000-Rp 3.000. Sedangkan di Tanjungpinang, petai dijual kiloan, sudah kupas ataupun masih berkulit. (*)

Bagikan