Kebijakan Travel Bubble Batam-Bintan, Eforia Pariwisata Salah Alamat?

menpar sandiaga uno dan gubernur kepri ansar ahmad bersulang merayakan travel bubble per 24 januari 2022 di nongsa dan lagoi jelang retreat meeting presiden jokowi dan pm lee hsien loong di lagoi, akhir bulan ini/foto via tempo.com

Kebijakan Travel Bubble Batam-Bintan, Eforia Pariwisata Salah Alamat?

angkaberita.id - Kendati pemerintah mengabulkan kebijakan travel bubble Batam-Bintan tanpa karantina, ternyata tak serta merta disambut gembira pelancong Singapura. Setidaknya hingga sepekan sejak uji coba, Senin (24/1/2022). Bahkan, kini mulai terdengar suara-suara agar pelancong jiran dibebaskan visa kunjungan!

Dengan situasi COVID-19 varian Omicron di Negeri Singa tengah melejit, tak mudah bagi Pemprov Kepri meyakinkan orang berduit di Singapura "kabur" dari negerinya plesiran ke Nongsa-Lagoi tanpa takut dikejar-kejar kewajiban karantina. Terbukti, tiga hari travel bubble masih nihil kunjungan ke Nongsa-Lagoi.

"Sampai sekarang belum ada (wisatawan Singapura) yang masuk (ke Batam dan Bintan)," ungkap Buralimar, Kepala Dispar Kepri, seperti dilansir Tempo.co, Rabu (26/1/2022). Padahal, hampir sebagian besar keinginan pelaku wisata di Kepri dikabulkan pemerintah, seperti tiadanya kewajiban karantina.

Sebagai gantinya, pemerintah mengabulkan keinginan Kepri, dengan kewajiban karantina wilayah di Nongsa Sensation dan Lagoi Resort. Kemudian, keharusan memiliki duit asuransi kesehatan minimal Rp 1 miliar juga ditiadakan, diganti kepemilikan minimal Rp 320 juta (30.000 SGD) seperti disyaratkan Singapura ke WNI saat membuka kebijakan sepihak VTL lewat Bandara Soekarna-Hatta pada akhir November 2021.

Belakangan, terdengar keinginan agar pelancong lewat Singapura dibebaskan visa kunjungan. "Kami tidak meminta warga negara lainnya diperlakukan sama, cukup warga Singapura saja sehingga mereka tertarik mengunjungi kawasan wisata di Lagoi dan Nongsa," kata Buralimar, kepada Okezone mengutip Antara, Jumat (28/1/2022).

Seperti diketahui, kebijakan travel bubble Batam-Bintan, terbatas ke Nongsa-Lagoi, memang tidak terbatas ke pelancong Singapura, tapi juga WNA berniat plesiran ke Kepri lewat Singapura. Sebelumnya Gubernur Ansar menyakini, kebijakan travel bubble kali ini, sehari sebelum KTT Presiden Jokowi-PM Lee Hsien Loong, bukan lagi "menggantang asap", seperti sebelumnya.

Namun, lontaran Kadispar agar Singapura kembali diberik fasilitas bebas kunjungan ke Kepri, seperti tahun 2020, membuktikan mereka sejatinya tidak mengenali "karakter" wisatawan Singapura. Justru Sekjen Asita, Pauline Suharno memahami tipikal pelancong Negeri Singa. Dia menyarankan pelaku usaha di Nongsa-Lagoi dapat memberikan diskon demi memikat mereka, meskipun secara ekonomis memberatkan.

Apalagi, selama kebijakan staycation dikoarkan Dispar Kepri, sejumlah hotel dan resor di Lagoi memang diskon besar-besaran. Selain menyasar pelancong domestik, untuk sebagian, saat itu juga demi kepentingan bertahan hidup di masa pandemi COVID-19 karena travel bubble dengan Singapura terus batal dan gagal terlaksana.

Nah, Pauline agaknya kebijakan diskon juga diberlakukan kepada pelancong Singapura. Harapan itu, untuk sebagian, seperti mengonfirmasi fakta wisatawan Singapura ke Kepri. Mereka, sebagian besar, justru wisatawan "pergi pagi pulang sore", keperluan ke Batam atau Tanjungpinang, sebenarnya buat belanja sembako atau logistik seperti ikan asin.

Mereka bukan, untuk sebagian, bukan jenis pelancong berduit sesuai "karakter" wisata travel bubble ke Nongsa-Lagoi. Di ujung, tulisan praktisi pariwisata di Batam seperti mengamini situasi itu. Pemerintah melalui Kemenpar, tulisnya, diharapkan mau turun membantu membiayai tetek bengek protokol kesehatan, seperti PCR test dan sebagainya, selama berlaku travel bubble.

Karena, menurutnya, pelancong Singapura "penuh perhitungan" dalam segala ikhwal, termasuk urusan mengajukan izin berlibur ke kantor atau organisasi di tempat asal, tidak seperti di Kepri. Kini, harapan terakhir travel bubble justru berada di tangan Pemprov Kepri, bukan Menteri Sandiaga Uno.

Jangan kaget semisal, pekan depan tiba-tiba datang rombongan wisata dari Singapura, bisa jadi itu agen perjalanan sengaja didatangkan ke Kepri, seperti dianggarkan dalam duit Rp 2 miliar di APBD Kepri bagi mendongkrak wisata Kepri. Jika begitu kondisinya, travel bubble Nongsa-Lagoi tak ubahnya eforia salah alamat!

(*)

Bagikan