Meraba Calon Pengurus PBNU Ketum Gus Yahya, Ada Dari Kepri?
angkaberita.id - Muktamar NU di Lampung telah memilih KH Yahya Cholil Staquf, alias Gus Yahya menjadi Ketum PBNU periode 2021-2026 setelah mendulang 327 dari 548 suara muktamirin. Kini dinanti-nanti publik susunan kepengurusan di bawah nahkoda Gus Yahya.
Seperti dilansir nuonline, Gus Yahya dan KH Miftahul Akhyar, Rais Am terpilih, tak sendiri menyusun kepengurusan. Ketua SC, Muhammad Nuh mengatakan, keduanya akan dibantu enam midformatur mewakili tiga wilayah. Yakni barat, tengah dan timur.
"Sesuai Pasal 26 tata tertib, kami sampaikan dan insyaallah tidak ada berkeberatan yang akan menjadi midformatur akan menyusun kepengurusan PBNU 2021-2026," kata Nuh, mantan Ketua Dewan Pers.
Nah, midformatur terpilih di antaranya, wilayah barat ialah Ketua PWNU Lampung Muhammad Mukri dan Ketua PWNU Kalimantan Selatan KH Abdul Hasib Salim. Wilayah tengah yakni Ketua PWNU NTB Masnun Tahir dan Ketua PWNU Sulawesi Utara H Ulyas Thaha.
Sedangkan dua midformatur mewakili wilayah timur, masing-masing, Ketua PWNU Nusa Tenggara Timur (NTT) H Pua Monto Umbu Nay dan Ketua PWNU Maluku Utara Sarbin Sehe. "Ini yang akan menjadi Midformatur yang sekaligus punya tugas menyusun kepengurusan PBNU 2021-2026," kata guru besar ITS sekaligus Mendikbud di era Presiden SBY.
Melalui midformatur, duet Gus Yahya dan KH Achyar disebut-sebut bakal merangkul KH Said Aqil Siradj, minimal orang-orangnya. "Kita lihat nanti, karena kan kita harus bicara dengan Rais Aam tentu beliau punya pandangan-pandangan tajam mengenai ini," kata Gus Yahya.
Kecuali Lampung, jika merujuk sejarah, muktamar NU juga pernah dihelat di Palembang dan Medan. Kota lain di luar Jawa hanya Makasar dan Banjarmasin. Selebihnya, selama 34 hajatan muktamar NU, terkonsentrasi di Jawa.
Nah, peran PWNU Lampung krusial saat penyusunan kepengurusan PNBU. Bukan mustahil ada kader NU Kepri nyempil ke kepengurusan Gus Yahya, apalagi Ketua PWNU Lampung seorang akademisi, persisnya dosen UIN Raden Intan.
Skenario sederhana, selain merekrut kader dari Jambi dan Palembang, bukan mustahil Mukri mengusulkan kader dari Kepri. Jalur akademisi dapat menjadi 'pintu masuk', apalagi kabarnya banyak dosen STAIN di Kepri menimba ilmu ke STAIN Sultan Thaha di Jambi.
Tak sedikit akademisi di Sultan Thaha berguru ke UIN Raden Intan. Mungkinkah? Kalau mungkin, siapa? Kepala Kemenag Kepri merupakan nama (paling) masuk akal, meskipun terhitung otak-atik gatuk!
(*)