Travel Bubble Kepri, Blak-blakan Buralimar Soal Batam Belum Kepincut Blue Pass?
angkaberita.id - Niat Pemprov Kepri menerapkan blue pass di Batam belum gayung bersambut, meskipun telah berjalan di Lagoi, Kabupaten Bintan. Batam agaknya memiliki skenario lain bagi Nongsa Sensation. Dispar Kepri tak patah arang.
Pemprov Kepri tetap mendorong penggunaannya di sektor perekonomian di Batam, termasuk di kawasan industri. "Kita tawarkan nanti ke perusahaan-perusahaan dan destinasi (wisata) tertentu yang punya karyawan," kata Buralimar, Kepala Dispar Kepri, belum lama ini, tanpa merinci.
Dia mengungkapkan, Dispar Kepri telah mencoba menawarkan blue pass ke Batam setahun lalu. Namun, saat itu, prioritas masih tracing manual dan penerapan protokol kesehatan. "(Sehingga) saat itu mungkin belum familiar apa itu blue pass," kelit Buralimar. Di Kepri, uji coba kali pertama blue pass di Lagoi pada Februari 2021.
Terakhir, Buralimar mengklaim, telah ribuan pekerja wisata di Lagoi menggunakannya selama pandemi COVID-19. Terbaru, Buralimar berniat menawarkan secara terbatas ke sejumlah destinasi dan sektor perekonomian di Batam. "Kita sosialisasikan terbatas," jawab Buralimar tanpa merinci.
Kendati tak blak-blakan, khusus sektor perekonomian, Buralimar berniat mendorong penggunaan di perusaha dengan karyawan. "Karena karyawan perusahaan patuh dengan aturan perusahaan," kata Buralimar. Pemko Batam, meskipun belum menutup tawaran blue pass, namun masih melihat perkembangan dari Apple Academy.
"Pembicaraan terakhir ada paparan memakai (sistem tracing) hasil produksi Apple Academy, namun belum mature (matang-red)," ungkap Ardiwinata, Kadispar Batam, pekan lalu. Sebelumnya Gubernur Ansar Ahmad menyatakan, Oktober Kepri membuka pintu pariwisata lewat kebijakan travel bubble.
Kemenpar tak menampik skenario itu, meskipun tahap awal menguji coba secara terbatas di Bali dengan skema ala Phuket Sandbox. Nah, khusus Kepri di Lagoi dan Nongsa. Diklaim, Blue Pass sukses dipakai di Singapura, meskipun belakangan Negeri Singa meledak lagi kasus COVID-19.
Meskipun tanpa GPS, sistem Blue Pass akan merekam dan mengidentifikasi pemakainya saat berdekatan selama 10 menit, dalam jarak tiga meter. Nah, data rekaman tadi akan diunduh ke penyimpanan data. Jika suatu ketika pengguna terjangkit COVID-19, dengan cepat Blue Pass akan menginformasikan data siap saja kontak erat (closed contact) pasien tadi. (*)