Jembatan Babin, Konsesi 50 Tahun. Panbil Group Batam Hingga Pemilik Real Madrid Calon Konsorsium?
angkaberita.id – Jika proyek pengembangan Bandara Hang Nadim, pemerintah memberikan konsesi selama 25 tahun kepada investor. Di Jembatan Batam-Bintan, dengan skema sama-sama KPBU, pemerintah memberikan konsesi selama 50 tahun. Kenapa?
Selain mengakomodasi kepentingan calon pemodal, pertimbangan lainnya tentu saja nilai investasi diperlukan membiayai proyek koneksi fisik Pulau Batam dan Pulau Bintan itu. Kabar baiknya, jika rampung proyek jembatan bukan hanya mempercepat akses transportasi orang, dan dengan dengan sendirinya mobilitas ekonomi.
Namun juga, terpenting, “mengkoneksikan” duit hampir Rp 12 triliun setiap tahunnya dari APBD empat entitas di dua pulau itu. Yakni, APBD Pemprov Kepri, Pemkab Bintan dan Pemko Tanjungpinang di Pulau Bintan dengan APBD Pemko Batam dan Alokasi APBN Badan Pengusahaan Batam.
Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR, Eko Djoeli Heripoerwanto mengungkapkan alasan perubahan nilai investasinya. “Mengalami perubahan nilai investasi menjadi Rp 13,66 triliun yang sebelumnya Rp 8,78 triliun,” jelas Eko, seperti dilansir Kompas.com, pekan lalu.
Terpisah, Cen Sui Lan, dalam keterangan tertulisnya, mengungkapkan sejumlah usaha BUMN bidang konstruksi juga mengikuti sounding market di Jakarta. Calon pemodal lokal, lanjut Cen, hadir dalam paparan itu Panbil Group Batam. Panbil sendiri bukan kelompok usaha kemarin sore, sebaliknya memiliki jaringan internasional.
Hadir juga hampir selusin Dubes sepertu Dubes Korea Selatan, China, Amerika Serikat, Singapura, Hungaria, Belgia, Turki, Norwegia dan India, Prancis dan Spanyol. Dua nama terakhir, sekadar informasi, dikenal memiliki perusahaan jasa konstruksi terbesar di dunia. Prancis dengan Vinci dan Spanyol dengan ACS. Pemilik ACS ialah Florentino Perez, pemilik klub Real Madrid.
Jalur 80 Kilometer Per Jam
Cen mengungkapkan biaya konstruksi Jembatan Batam-Bintan menelan duit Rp 9,78 triliun, dan mendapatkan dukungan APBN sebesar Rp 4,44 triliun. Selebihnya investor mendanainya. Nah, dalam skema KPBU, pemerintah menugaskan PT Penjaminan Infraktruktur Indonesia (PII) mengawal sejak awal seluruh proses pengerjaan proyek itu.
Sehingga investor yakin proyek berskala triliunan itu menguntungkan, di sisi lain pemerintah dapat mempercepat realisasi proyek-proyek infrastruktur berskala triliunan. Bahkan, demi meyakinkan mereka investasinya bernilai ekonomis (economically feasible), pemerintah memberikan konsesi pengelolaan selama 50 tahun dengan skema jembatan berbayar (Tax On Location/TOL).
“Pada proyek jembatan Batam-Bintan ini, pemerintah memberikan konsesi 50 tahun kepada investor,” jelas Anggota DPR RI Dapil Kepri itu. Cen mengaku, selama mengawal proyek Jembatan Batam-Bintan, dirinya intens berkomunikasi dengan Renny, Direktur Pembiayaan Ditjen Pembiayaan Infrastruktur Kementerian PUPR.
Sesuai jadwal, setelah pengenalan pasar (market sounding), pemerintah rencananya membuka penawaran lelang di awal triwulan II 2021. Selanjutnya penandarangan perjanjian KPBU dan financial closing. Sehingga akhir tahun 2021 atau awal 2022, pembangunan konstruksi dapat dimulasi.
Lalu seperti apa desain Jembatan Batam-Bintan nantinya? Setelah perubahan desain mengakomodasi kepentingan calon investor, skema pengerjaan pemerintah melalui APBN bertanggung jawab membangun Jembatan Batam-Bintan bagian Batam ke Tanjung Sauh, dan investor Tanjung Sauh ke Bintan.
Desain awal jembatan dikerjakan Pemprov Kepri tahun 2005, diperbarui tahun 2010. Jembatan direncanakan memiliki kecepatan melintas hingga 80 kilometer per jam. Kementerian Perhubungan menetapkan vertical clearance Batam-Tanjung Sauh setinggi 27 meter, dan Tanjung Sauh-Bintan 40 meter.
Akibat penetapan itu, nilai investasi jembatan membengkak dari Rp 8,78 triliun menjadi Rp 13,66 triliun. Batam-Bintan didesain satu on/off ramp di Pulau Tanjung Sauh. Dengan jalur jembatan selebar 3,6 meter, bahu luar lebar 3 meter, bahu dalam 1,5 meter, serta lebar median 4 meter. Diperkirakan jembatan beroperasi tahun 2025. (*)