Jangan Salahkan Pelajar Perempuan, Kenapa Mereka Banyak Sekolah Serabutan?

sekolah sekaligus membantu orangtua seperti mengasuh adik menjadi fenomena laten di negara berkembang, termasuk di tanah air. data bps, sebanyak 4 dari 10 pelajar di tanah air terpaksa harus sekolah serabutan lantaran kondisi memaksa seharian di rumah membantu orangtua/foto ilustrasi via kaltim.tribunnews.com

Jangan Salahkan Pelajar Perempuan, Kenapa Mereka Banyak Sekolah Serabutan?

angkaberita.id – Bersekolah sekalian mengurus rumah, istilah lainnya sekolah serabutan, masih terjadi di Tanah Air. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat 4 dari 10 pelajar sekolah berusia 10-24 tahun harus membantu orang tua mengurus rumah tangga pada 2020.

Pemicunya kondisi atau keadaan memaksa mereka harus berada di rumah setiap harinya. Nah, persentase pelajar mengurus rumah tangga di perdesaan maupun di perkotaan relatif sama. Meskipun, secara jenis kelamin, perempuan masih dominan.

Data BPS mencatat, seperti dikutip Katadata, persentase pelajar perempuan mengurus rumah tangga sebanyak 48,11 persen, sedangkan pelajar laki-laki 33 persen. Nah, ketimpangan itu sejalan dengan pakem di masyarakat, jika pekerjaan rumahan pekerjaan perempuan. Baik itu mengurus ataupun membantu pekerjaan rumah.

Seperti memasak, mencuci, membersihkan rumah, dan sebagainya ini. Jika dilakukan di luar jam sekolah, dan bertujuan membantu tanpai mengabaikan kewajiban sekolah tentu baik. Namun, menjadi persoalan, jika menyita sebagain besar jam sekolah, bahkan hingga mengorbankan sekolah. (*)

Bagikan