Pilpres Amerika Serikat, Kenapa Kontestan Pemilu Jor-joran Ke Facebook?

donald trump petahana di pilpres amerika serikat 2020 berbelanja iklan kampanye digital paling besar, dan facebook masih jadi pilihan terbesarnya/foto via youtube.com

Pilpres Amerika Serikat, Kenapa Kontestan Pemilu Jor-joran Ke Facebook?

angkaberita.id – Pemilihan Presiden Amerika Serikat pada November 2020 disebut-sebut bakal menjadi kontestasi termahal di Negeri Paman Sam. Bertumpuk duit bakal dibakar demi mempengaruhi suara pemilik, termasuk melalui media sosial.

Dua kubu, Republik dan Demokrat sudah mulai memanaskan mesinnya kampanyenya. Petahana Donald Trump bakal meladeni tantangan jagoan usungan Demokrat, sang oposisi di sana. Kini, Partai Demokrat tengah menggelar pemilihan pendahuluan di negara bagian.

Namun calon kuat mengerucut ke dua nama, yakni Bernie Sanders dan Joe Biden. Bernie, demikian loyalisnya memanggil, merupakan senator asal negara bagian Vermont.

Dia merupakan sang sosialis tulen pendukung Green New Deal, mengadopsi kisah sukses FDR dengan fokus utama kebijakan ekonomi berbasis lingkungan.

Selain menjadi presiden terlama di Amerika Serikat, FDR alias Franklin Delano Roosevelt juga memenangi kontestasi Presiden Amerika Serikat setelah depresi besar melanda Negeri Paman Sam di awal dekade 1930-an.

Bernie mendapatkan sokongan AOC alias Alexandra Ocasio-Cortez, pendatang baru di DPR Amerika Serikat sekaligus legislator perempuan paling ditakuti Donald Trump. Sedangkan Joe Biden, mantan orang kepercayaan Presiden Barrack Obama sekaligus wakil predidennya dua periode.

Memposisikan diri sebagai faksi tengah (centrist) di kubu Demokrat, Biden menjadi alternatif Bernie sebagai primus interpares dari faksi kiri di Demokrat. Namun siapapun yang diusung Demokrat nantinya, Trump telah bersiap diri dengan tetap mengandalkan Facebook. Kenapa?

Yakni dengan jor-joran menggeber kampanye di media sosial melalui iklan politik di Facebook. Trump agaknya masih percaya keberuntungannya di Pilpres 2016 dengan mengandalkan Facebook sebagai “pengeras suara” bakal tetap didengar pendukungnya.

michael bloomberg/foto via politico.com

Kepercayaan itu ditandai dengan besarnya nilai iklan kampanye Trump di Facebook dibanding ke platform internet lainnya. Selain mempercayai Facebook, Trump juga paling besar guyuran iklan digitalnya dibanding calon pesaingnya.

Hanya Michael Bloomberg, kontestan pemilihan pendahuluan di Demokrat, menjadi pesaing dekatnya soal belanja iklan politik di dunia maya. Seperti ditulis Statista, hingga kini Trump telah belanja iklan digital sebesar 35 juta dolar Amerika, dengan hampir 23 juta di antaranya ke Facebook. Sisanya ke Google.

Jumlah itu, jika dihitung-hitung, telah menyedot hampir seperlima duit hasil penggalangan dana kampanye selama kurun Pemilu 2020. Keseluruhan Trump telah mengumpulkan dana kampanye sebanyak 165 juta dolar Amerika. Jauh di atas pesaing Demokrat-nya.

Namun Trump pantas mewaspadai Bloomberg. Pemilik media Bloomberg berbasis di New York itu dikenal sebagai jutawan. Jejak politiknya ialah pernah menjabat Walikota New York dua periode. Sejauh ini, dia telah menggelontorkan duit belanja kampanye digital sebesar 34,5 juta dolar.

alexia o. cortez, legislator demokrat di dpr amerika serikat sekaligus perempuan legislator paling ditakuti presiden donald trump. dikenal sebagai pendukung platform politik The Green New Deal/foto via wikipedia

Berbeda dengan Trump dan pesaing Demokrat lainnya, dia mempercayai Google. Terbukti, dalam hitungan tiga bulan sejak resmi mencalonkan diri per November 2019, dia telah membelanjakan 20,7 juta dolar Amerika ke iklan Google. Selebihnya ke Facebook.

Menempel Trump dan Bloomberg soal urusan jor-joran iklan kampanye digital ialah Tom Steyer. Oposan Trump itu telah membelanjakan duitnya 23 juta dolar selama musim pemilu 2020. Hebatnya, selurunya dari dana pribadi. Tom memang jutawan dan bos sejumlah perusahaan rintisan di Amerika Serikat.

Berdasarkan platform, dari seluruh kontestan dengan dana besar, hanya Bloomberg yang mempercayakan belanja kampanye politiknya ke Google dibanding Facebook.

Lalu bagaimana dengan belanja iklan kampanye Bernie dan Biden? Keduanya masih terbilang semenjana soal dana. Keduanya baru membelanjakan duitnya, masing-masing, 10 juta dolar Amerika dan 5,4 juta dolar Amerika. (*)

Bagikan