Kenapa Orang Jepang Suka Sewa Mobil Rental Buat Tidur Siang?
angkaberita.id-Selain warnet, sejumlah warga Jepang juga terbiasa memakai mobil rental sebagai tempat tidur: Benar-benar buat tidur saja!
Fenomena mencuat setelah pemilik usaha persewaan mobil heran pelanggannya mengembalikan mobil sewaan tanpa ada penambahan kilometer di spedometer.
Artinya tidak ada pemakaian mobil rental. Belakangan terungkap, termasuk lewat suatu survei di sana, pelanggan ternyata menyewa mobil buka untuk sarana transportasi melainkan sebagai “kamar” berbagi dengan sejawatnya, buat bekerja, berlatih bahasa dan sebagainya.
Intinya, sejumlah warga Jepang rental mobil ramai-ramai hanya buat menjadikannya rendezvous rutinitas. Orix Auto, usaha rental tersebut, mendapati 230.000 penyewa mobilnya ternyata tak memakai mobilnya sama sekali seperti ditulis TheGuardian mengutip laporan harian Asahi Shimbun di Jepang.
Perusahaan rental lainnya juga mendapati temuan serupa. Ada keanehan di spedometer pemakaia mobil lantaran sama sekali tak ada perubahan. Temuan serupa juga diungkapkan usaha rental, Times24 dengan pelanggan sebanyak 1,2 juta.
Sejumlah pelanggannya menyewa mobilnya hanya buat tempat penyimpanan barang-barangnya lantaran tempat penyewaan tempat umum telah penuh terisi. Harian Asahi mengutip responden surveinya mengungkap, kebanyakan penyewa masih berusia 30-an tahun.
“Saya menyewa mobil untuk menyantap bekal makanan yang saya beli dari toko, sebab saya tak bisa menemukan tempat di sana buat makan siang,” ujarnya. Mudahnya memesan mobil rental secara online memicu maraknya fenomena itu.
Times24 semisal, menyewakan mobilnya dengan tarif 400 yen selama setengah jam. Pemesan tinggal pesan saja lantaran mitra rental ini tersebar di lebih dari 12.000 lokasi di Jepang.
NTT Docomo, usaha rental mobil lainnya, juga menemukan dalam survei mereka tahun 2018, satu dari delapan pelanggannya ternyata menyewa mobil bukan buat jalan-jalan.
Malah dengan blak-blakan penyewanya mengaku rental mobil hanya buat tidur atau ngobrol bertelepon dengan saudara, teman dan klien bisnis. Lainnya malah buat menonton televisi atau belajar menyanyi atau bahasa Inggris.
“Mobil menjadi ruang pribadi,” kata pihak Docomo ke Asahi. “Mereka menggunakan mobil di luar dugaan kami.” Menyadari temuan itu, Orix terpaksa tak menyetujui permintaan pesanan sejumlah pelanggannya, kecuali memang benar-benar buat sarana transportasi.
Alasannya, menjadikan mobil sebagai “kamar pribadi” dengan kondisi mesin masih menyalah demi kenyamanan di dalam kabin membahayakan lingkungan dan membahayakan si penyewa, terutama saat mereka tidur.
“Pelanggan harus mematikan mesinnya selama pemakaian, dan kami juga tak merekomendasikan pelanggan memakai buat keperluan lain,” kata pihak Orix dalam penjelasannya ke Asahi. “Karena kami meyakini mobil itu justru baik kalau mobil dipakai berjalan, bukan sebaliknya.”
Ternyata alasan di balik meningkatkan pemakaian mobil rental sebagai “kamar pribadi”, selain terjangkau tarif sewa mobil juga semata demi menikmati waktu bersantai dari rutinitas kerja, termasuk menghindari bos di tempat kerja dan sebagainya.
Apalagi sejumlah rental melengkapi mobil sewanya dengan fasilitas karaoke dan makan malam, sepaket dan diantara langsung ke pelanggan tanpa banyak syarat.
Kondisi itu sebenarnya wajar, bahkan masuk akal kalau merujuk fakta berdasar ukuran internasional, orang Jepang termasuk kurang tidur lantaran habis waktu di tempat kerja atau rutinitas perjalanan ke tempat kerja.
Berdasarkan survei memakain pelacak kebugaraan di 28 negara, orang Jepang rata-rata sehari hanya tidur 6 jam 35 menit, alias 45 menit di bawah rata-rata internasional.
Polling lainnya memanfaatkan produk kesehatan Fuji Ryoki menemukan 92,6 persen warga Jepan usia 20 tahun mengaku kurang tidur selama ini. (*)