Sampah Plastik di Laut: Botol Air Kemasan-Pampers Baru Hancur Setelah 400 Tahun

perlu waktu hingga ratusan tahun bagi bakteri pengurai sampah plastik di lautan hingga hancur dan terurai namun aman bagi lingkungan. botol air kemasan, pampers dan tali pancing merupakan sampah di laut paling lama hancurnya. perlu waktu minimal 400 tahun baru hancur sampah-sampah ini di lautan secara alami. foto ilustrasi sampah plastik di lautan/foto via nationalgeographic.grid.id

Sampah Plastik di Laut: Botol Air Kemasan-Pampers Baru Hancur Setelah 400 Tahun

angkaberita.id – Tak hanya perang, ancaman terhadap eksistensi manusia juga beradal dari sampah plastik. Selain di sungai, timbunan sampah di pantai dan lautan diam-diam bakal menjadi pemicu konflik di masa depan.

Pemicu lainnya ketersediaan air bersih. Sampah plastik bahkan telah membuat hubungan diplomatik Filipina dan Kanada memanas. Malaysia mengapalkan kembali sampah plastik ke negara pengekspornya.

Lautan belakangan memang menjadi tempat pembuangan akhir sampah paling dahsyat. Bahkan, satu palung di samudera telah terjamah plastik. Isu sampah plastik di lautan memang telah akut.

Apalagi perlu waktu bertahun-tahun, bahkan berabad-abad bagi bakteri menghancurkan sekaligus mengurai sampah pampers, botol air kemasan atau tali pancing menjadi bahan yang tak membahayakan lingkungan.

Parlemen Uni Eropa tahun lalu, telah menyetujui perundangan mengatur perlindungan lautan dari sampah plastik dan sejenisnya. Laporan statista mengutip riset Badan Kelautan dan Cuaca Amerika Serikat (NOAA) dan Woods Hole Sea Grant mengungkap, perlu waktu lama buat menghancurkan dan menguraikan sampah (bio-degrade) plastik secara alami.

Sampah platik kantong belanjaan menjadi andil terbesar, selain rokok dan botol plastik air kemasan. Sampah plastik lain susah penghancurannya secara alami ialah pampers, plastik pembungkus minuman, kaleng minuman ringan hingga tali pancing.

Bahkan, botol air kemasan, pampers dan tali pancing, bakteri pengurai perlu waktu minimal 400 tahun buat menghancurkannya secara alami di lautan. Tahukah Anda sekarang? (*)

Bagikan