Kenapa Perubahan Iklim Bikin Sektor Pariwisata Babak Belur?

sektor pariwisata diperkirakan bakal terdampak dengan perubahan iklim global/foto via kumparan.com

Kenapa Perubahan Iklim Bikin Sektor Pariwisata Babak Belur?

angkaberita.id – Kendati disangkal di Amerika Serikat, terutama di bawah pemerintahan Donald Trump, perlahan namun pasti perubahan iklim bakal menjadi tantangan terbesar dunia, termasuk sektor ekonomi.

Bahkan, sejumlah negara bakal terdampak ekonominya akibat perubahan iklim itu. India dan China, dua raksasa dunia dalam jumlah penduduk dan skala ekonomi bakal paling terdampak dari kondisi ini.

Selain keduanya, negara maju seperti Jerman, Inggris, Prancis dan Amerika Serikat sendiri juga bakal terimbas. Seperti ditulis Statista mengutip riset Moody’s Analytics, perekonomian sejumlah negara maju itu bakal mengalami kontraksi.

Perubahan iklim mencuat seiring menguatnya penyangkalan terhadap peran sains dalam perekonomian global. Padahal sejumlah riset seputar perubahan iklim, dengan sejumlah skenario kenaikan suhu per derajatnya, menghasilkan sejumlah skenario mengkhawatirkan bagi sektor ekonomi.

Dalam sejumlah skenario itu, peneliti membuat simulasi imbas ekonomi di setiap satu derajat kenaikan suhu global. Semisal 1, kemudian 1,9 derajat. Ada juga skenario kenaikan 2,4 dan 4,1 derajat celcius hingga tahun 2100.

Berdasar skenario tadi, dengan kenaikan suhu global 1,5 derajat di tahun 2100 saja, ekonomi global diprediksi bakal tergerus hingga 54 triliun dolar, jika naik menjadi 2 derajat perekonomian dunia ambrol sebesar 69 triliun dolar.

Dengan asumsi kursi per dolar setara Rp 10.000 saja, ekonomi global bakal kehilangan kapasitasnya setara Rp 690.000 triliun. Jika dikonversi ke APBN setiap tahunnya, Rp 2.000 triliun maka kerusakkan ekonomi global sebesar APBN kita selama 3,5 abad.

Kalau menggunakan skenario terburuk, yakni kenaikkan sebesar 4 derajat celcius. India diperkirakan bakal terdampak parah, kendati negara di dunia juga terimbas, perekonomiannya bakal terkontraksi hingga 2,45 persen PDB-nya pada tahun 2048, terutama di sektor andalannya, yakni pariwisata dan pertanian.

Jika ini benar terjadi, ekonomi India benar-benar demam. China juga terdampak, namun tak separah India lantaran tak mengandalkan sepenuhnya pada pariwisata dan pertanian. Gelombang panas menjadi momok terbesar orang malas melancong ke India.

Berbeda dengan India dan China, kendati juga terimbas kenaikkan suhu global, negara seperti Jerman, Inggris, Prancis, Kanada dan Amerika dalam skenario terburuk, kenaikan PDB-nya terkoreksi. Dengan kata lain, kenaikkan suhu global bikin perekonomian negara paling sehat ekonominya meleleh.

Skenario di atas, tulis Moody, tidak memasukkan variabel lain seperti terjadinya bencana alam akibat perubahan iklim dan kenaikkan suhu global. (*)

Bagikan