Hadiah Nobel, Kenapa Amerika Serikat Berutang Kepada Imigran?

Esther Duflo, Michael Kreme, Abhijit Banerjee, ketiganya memenangi nobel ekonomi 2019, esther dan banerjee merupakan suami istri dan berlatar belakang imigran/foto getty images via theguardian.com

Hadiah Nobel, Kenapa Amerika Serikat Berutang Kepada Imigran?

angkaberita.id – Tidak ada negara raihan Hadiah Nobel-nya sebanyak Amerika Serikat, begitu pula tak banyak kampus di dunia sebanyak Universitas Harvard torehan Hadiah Nobel-nya.

Namun Amerika Serikat harus berterima kasih kepada imigran di sana, kepada mereka Negeri Paman Sam berutang jasa. Sejak tahun 2000, mengutip data Statista berdasar paper terbitan National Foundation for American Policy, ada andil imigran terhadap prestasi itu.

Peraih Hadiah Nobel bidang fisika dari Amerika Serikat sejak tahun 2000, 42 persen di antaranya berasal dari imigran. Lebih sepertiga peraih Hadiah Nobel bidang kimia dan kedokteran dari Amerika Serikat, juga sebelumnya merupakan pendatang dari luar Negeri Paman Sam.

Pun, Hadiah Nobel bidang ekonomi, seperempat peraih dari Amerika Serikat bukan asli kelahiran Negeri Abraham Lincoln. Termasuk Abhijit Banerjee, terlahir di India, dan istrinya Esther Duflo, terlahir di Prancis. Keduanya dosen di MIT.

Esther Duflo bahkan menjadi ekonom termuda peraih Nobel Ekonomi, juga perempuan kedua peraih Nobel Ekonomi sejak 50 tahun terakhir. Keduanya, seperti ditulis The Guardian, dinilai berjasa mengembangkan metode penelitian memerangi kemiskinan di negara berkembang.

Riset keduanya di India merupakan penelusuran lanjutan terhadap penelitian Michael Kremer, guru besar di Universitas Harvard. Bersama keduanya, Kremer juga memenangi Nobel Ekonomi tahun ini.

Kendati sebagian beremigrasi ke Amerika Serikat sejak anak-anak, namun banyak di antara peraih Hadiah Nobel, itu memang warga negara asing yang tertarik dengan tawaran riset sejumlah universitas dan lembaga top di Amerika Serikat.

Sejak tahun 2000, Universitas Harvard menjadi penyumbang peraih Hadiah Nobel terbanyak di sana, 60 penghargaan. MIT menyusul di urutan kedua, kemudian Universitas California di Barkeley, tempat bersekolah para ekonom orde baru dan dedengkot UI di masa lalu.

Hanya Universitas Cambridge di Inggris, satu-satunya perguruan tinggi di luar Amerika Serikat, peraih Hadiah Nobel terbanyak, yakni 29 Nobel dalam 19 tahun.

(*)

Bagikan