Koalisi Gerindra-Golkar, Tren (Baru) Politik Pilkada Di Kepri?

li claudia chandra dan marlin agustina, calon kuat pilwako batam, dengan patron masing-masing/foto via kompas.id

angkaberita.id - Harapan Marlin Agustina, Wagub Kepri, bertarung ke Pilwako Batam berduet bareng Jefridin agaknya tergantung uluran tangan PDIP dan PKS. Kenapa? Sebab, Gerindra dan Golkar secara mengejutkan mengusung Amsakar-Li Claudia Chandra ke Pilwako.

Padahal Marlin, istri HM Rudi Walikota Batam, kader Gerindra. Santer bersliweran isu, kejutan koalisi Gerindra-Golkar merupakan cara keduanya mematahkan dominasi Nasdem di Batam. Seperti diketahui Rudi, Ketua Nasdem Kepri. Sedangkan Amsakar hengkang dari Nasdem setelah pecah kongsi dengan Rudi.

Penjurunya status Walikota Batam ex officio BP Batam. Istilah lainnya, pertarungan kuasa anggaran di Batam. Seperti diketahui, APBD Batam terbesar di Kepri. Hanya kalah dari APBD Kepri. Tapi, dengan kuasa ex officio, praktis kelolaan APBD Walikota Batam hampir dua kali lipat Gubernur Kepri.

APBD Kepri tahun 2024 sebesar Rp 4,3 triliun. Gubernur Ansar kader Golkar. Pileg kemarin, Gerindra bakal menakhodai DPRD Kepri. Ansar dan Rudi, sejak pecah kongsi, sejak tiga tahun terakhir telah perang dingin. Keduanya juga ngotot sama-sama mampu menakhodai Kepri lewat Pilgub pada November mendatang.

Pada titik ini, koalisi Gerindra-Golkar menjagokan Amsakar-Li Claudia seperti mengamini spekulasi politik tadi. Apalagi Li, bukan hanya kader Gerindra tapi juga asli Lingga. Li juga Wakil Ketua DPRD Tangerang Selatan (Tangsel). Uniknya, keponakan Prabowo Ketum Gerindra kalah lawan orang kepercayaan Airin Diani di Pilwako Tangsel tahun 2020 silam. Airin, klan oligarki Banten, tercatat peraih suara tertinggi Golkar di Pileg barusan.

Koalisi Gerindra-Golkar tren baru politik Pilkada di Kepri? Seperti kepastian Marlin maju ke Pilwako Batam, jawabnnya tergantung PDIP dan PKS. Sebab, hingga kini, baru Pilwako Tanjungpinang, PDIP sejak jauh hari menggadang-gadang jagoannya. Enam kabupaten/kota lainnya dan Pilgub Kepri, belum terdengar nama.

Kunci penjawab lainnya di Pilbup Natuna. Sebab, Gerindra-Golkar di sana telah mengusulkan Cen Sui Lan-Jarmin menjadi duet jagoan mereka ke DPP. Cen, kader Golkar Kepri di DPR. Jarmin Ketua DPC Gerindra Natuna. Di Pileg kemarin, Cen menang telak di Natuna. Jarmin sukses membawa Gerindra kembali menduduki pimpinan DPRD Natuna lima tahun mendatang.

Jika PDIP, sebagai penguasa baru di DPRD Natuna, resmi mengusung jagoan mereka di Pilbup head to head dengan Cen Sui Lan-Jarmin, untuk sebagian, koalisi Gerindra-Golkar bukan hanya tren baru, tapi lebih dari itu bola salju di Pilkada se-Kepri. Selebihnya, ekses pertarungan, atau malah berkah, Pilpres 2024 silam.

Ekses Atau Berkah Pilpres?

Sebab, jika berkaca ke sejumlah Pilkada di sejumlah daerah barometer politik di Tanah Air, hampir dapat dipastikan Gerindra-Golkar berhadapan dengan PDIP. Di Sumut semisal, Gerindra-Golkar resmi mengusung Bobby Nasution. Sedangkan PDIP, dengan jumlah kursi cukup mengusung tanpa koalisi, belum mengumumkan nama jagoan mereka.

Di Jakarta, Gerindra-Golkar malu-malu kucing soal Ridwan Kamil. PDIP masih menunggu menit terakhir. Begitu juga di Jawa Timur, Gerindra-Golkar solid di belakang Khofifah-Emil, petahana. PDIP masih merayu-rayu PKB. Pileg kemarin, PKB menang di Jatim. PDIP menang di Surabaya. Keduanya menakhodai DPRD.

Terbaru, berdasarkan hasil survei LSI, Kaesang unggul dari Bambang Pacul di Jateng. Kaesang adik Gibran, Wapres terpilih sekaligus pendamping Prabowo Subianto hasil Pilpres 2024. Jateng merupakan "Kandang Banteng", dan Bambang tangan kanan Megawati, Ketum PDIP, di komando pemenangan Pileg kemarin. Di Kepri, Pilpres kemarin Prabowo-Gibran menang. Di Pileg, PDIP terlempar dari kursi Ketua DPRD.

Gerindra menjadi pemenang Pileg di Kepri. Seperti Nasdem, Gerindra merupakan hasil " dinamika" internal Golkar. Kecuali Hanura, mereka sukses melenggang di Senayan. Pilkada tahun 2020, Golkar dan Nasdem sukses mendudukkan duet usungan mereka memenangi kontestasi elektoral di Bumi Segantang Lada. Kekuatan elektoral mereka juga merata di tujuh kabupaten/kota. PDIP dan PKS menjadi kutub pembedanya.

(*)

 

 

Bagikan