Selat Lampa Kunci Ekonomi Kepri, Bupati Cen-Gubernur Ansar Sepakat Ekspor-Impor Lewat Natuna

angkaberita –  Gubernur Ansar agaknya berharap besar ke Pemkab Natuna menjadi penopang pertumbuhan ekonomi. Terbaru, Pemprov mendorong kabupaten tapal batas utara Kepri tadi menjadi pusat ekspor impor di perbatasan lewat Pelabuhan Selat Lampa.

Data BPS Kepri, kurtal II tahun 2025, pertumbuhan ekonomi Kepri terhitung tertinggi di Sumatera berkat, untuk sebagian, kontribusi ekonomi migas di Natuna. Saat bertemu Bupati Cen Sui Lan di Tanjungpinang, Gubernur Ansar kembali mengulang dukungan soal gerbang ekspor impor tadi.

“Ibu Bupati menyampaikan ide agar Natuna bisa melakukan kegiatan impor untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Alhamdulillah, sudah ditetapkan Pelabuhan Selat Lampa sebagai lokasi, dan ke depan kita juga berharap bisa melaksanakan ekspor dari sana,” kata Gubernur Ansar.

Kata Ansar, pemerintah pusat perlu memberikan kebijakan afirmasi ke Natuna, terutama demi memastikan pasokan ketersediaan bahan pokok keperluan warga. Selain menjaga inflasi, juga demi menekan fluktuasi harga.

Gubernur mengingatkan pertumbuhan ekonomi Kepri tidak boleh hanya berupa angka statistic, tapi harus nyata dirasakan warga. Meskipun tinggi, lanjut dia, pertumbuhan tidak akan berdampak jika stabiltas harga tak terkendali. “Karena itu, ekspor-impor menjadi solusi nyata,” tegas Gubernur.

Hub Distribusi Ke Kalimantan-Sulawesi

Ansar berharap, Pelabuhan Selat Lampa segera difungsikan penuh. Bupati Cen Sui Lan menjelaskan dengan jumlah pendudukan 80 ribu jiwa, kegiatan impor tak akan menarik jika hanya memenuhi kebutuhan lokal saja. Nah, Pemkab berharap Natuna menjadi hub distribusi barang bagi wilayah lain, seperti Kalimantan dan Sulawesi.

“Maka strategi kami adalah menjadikan Natuna sebagai hub impor dan ekspor dengan dukungan penuh pemerintah provinsi dan pusat,” jelas Bupati Cen. Dukungan terdengar dari kalangan swasta. Perwakilan PT Eco Batam Indonesia menilai pembukaan jalur langsung ke Natuna akan memangkas biaya logistik.

“Kalau dari Tiongkok ke Natuna jaraknya hanya 2.300 km, tetapi jika harus memutar ke Jakarta, Surabaya, lalu Batam bisa mencapai 10.000 km. Hal ini membuat harga barang di Natuna tinggi. Jika jalur langsung dibuka, Natuna bisa menjadi logistics hub strategis,” kata perwakilan itu.

Selain impor, sejumlah komoditas lokal seperti kelapa, pinang, pisang, dan hasil pertanian juga dinilai berpotensi besar untuk diekspor ke pasar luar negeri, terutama Tiongkok dan Singapura. Rencana tadi mendapat dukungan Bea Cukai Tanjungpinang, KSOP Kelas II Tanjungpinang, serta Balai Karantina Pertanian. (*)

 

Bagikan